Liputan6.com, Barcelona - Bek Barcelona, Gerard Pique ternyata banyak belajar dari legenda Manchester United (MU), Roy Keane. Pique banyak belajar dengan ketegasan Keane saat di ruang ganti pemain.
Saat hijrah ke MU, Pique masih muda belia. Dia berusia 17 tahun saat meninggalkan Barcelona untuk gabung MU di 2004.
Baca Juga
Advertisement
Pique mengaku sangat ketakutan saat pertama kali berada di ruang ganti bersama pemain MU. Soalnya, dia harus duduk bersebelahan dengan pemain senior seperti Rio Ferdinand dan Ryan Giggs.
Dia juga tahu kala itu semua telepon selular harus mati. Namun saat menunggu manajer Alex Ferguson masuk ruang ganti, terdengar bunyi dering telepon selular.
Teryata itu bunyi dering dari telepon selular milik Pique. Seperti dilansir Mirror, dia ternyata lupa mematikan telepon dan hanya mengaturnya ke mode getar.
Cerita Pique
Bunyi telepon itu ternyata membuat Keane marah. Pique menceritakan, Keane berteriak ke sekeliling ruang ganti sambil melihat satu per satu rekannya.
"Roy tak menemukan darimana bunyi suara datang. Lalu dia melihat ke sekeliling ruangan seperti seorang maniak, dia ingin tahu siapa orangnya," kata Pique.
"Akhirnya, saya bicara seperti anak kecil. Sangat pelan, saya bilang,"saya minta maaf. Itu telepon milik saya. Dia merangkul saya dan tertawa. Tidak tentunya. Saya hanya bercanda, dia marah besar."
Advertisement
Pelajaran Berharga
Momen itu membuat Pique mendapatkan pelajaran berharga. Dia mengatakan, telepon menjadi sesuatu yang jamak untuk pemain di era sekarang, tapi tidak di 2006 lalu.
Saat itu, Roy Keane sangat marah kepada Pique. Bahkan, Pique mengaku hampir kencing di celana karena ketakutan.
"Dia menggila di depan setiap orang! Tapi itu pelajaran yang bagus. Sekarang berbeda. Pemain zaman sekarang lebih suka mainkan iphone sebelum pertandingan," ujarnya.
"Dulu Anda tak bisa lakukan itu. Tidak di MU, tidak juga saat masih ada Roy Keane dalam tim."