Bunuh Mahasiswi Kedokteran di Jerman, Imigran Divonis Bui Seumur Hidup

Seorang imigran Afghanistan di Jerman telah terbukti bersalah memerkosa dan membunuh seorang mahasiswi kedokteran berusia 19 tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2018, 09:30 WIB
Bendera Jerman (AFP PHOTO via capitalfm.co.ke)

Liputan6.com, Freiburg - Seorang imigran pria asal Afghanistan di Jerman telah terbukti bersalah memerkosa dan membunuh seorang mahasiswi kedokteran berusia 19 tahun.

Pengadilan menjatuhkan vonis hukuman penjara seumur hidup bagi terdakwa. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia (23/3/2018).

Kantor berita dpa, Kamis 22 Maret 2018, melaporkan, Pengadilan Freiburg, Jerman memutuskan Hussein K harus mendekam di balik jeruji besi seumur hidup, sebagai konsekuensi atas perbuatannya.

Dalam persidangan, Hussein mengaku telah menarik korban yang bernama Maria Ladenburger dari sepedanya pada suatu hari Oktober 2016.

Hussein juga mengaku memerkosanya dan membuangnya dalam keadaan tidak sadar ke sungai, di mana korban kemudian tenggelam dan meninggal.

Saat ini, vonis atas kasus itu kini memanaskan kembali perdebatan tentang kebijakan imigrasi di Jerman.


Menuai Perdebatan

Angela Merkel disumpah menjadi Kanselir Jerman untuk kali keempat pada 14 Maret 2018. (AP Photo/Michael Sohn)

Sejak pertama kali mencuat, kasus itu dan beberapa lainnya, memusatkan kembali kekhawatiran publik Jerman atas meningkatnya kejahatan disertai kekerasan yang dilakukan para imigran.

Laporan-laporan kejahatan terkait imigran ini menambah kesulitan Kanselir Angela Merkel mencapai kata sepakat guna menyatukan koalisi pemerintahan yang tengah terpecah sejak akhir tahun lalu akibat isu tersebut.

Perundingan untuk membangun koalisi antara Partai Sosial-Demokrat (SPD) dengan Partai Demokrat Kristen (CDU) -- yang mengusung Kanselir Jerman Angela Merkel -- mengalami hambatan signifikan.

Keduanya disebut semakin merenggang, akibat perselisihan dalam isu kebijakan imigrasi dan imigran.

Sejak kembali terpilih menjadi Kanselir Jerman untuk keempat kalinya, Angela Merkel telah berusaha untuk membentuk sebuah koalisi antara Christian Democratic Union (CDU), Christian Social Union (CSU), partai orientasi bisnis Free Democratic Party (FDP), dan Green Party of Germany.

Namun, usai keretakan koalisi, The Guardian menilai bahwa beberapa pihak mungkin akan mulai mempertanyakan kapabilitas Angela Merkel dalam merekatkan relasi politik persekutuannya atau kemampuannya untuk memimpin Jerman dalam periode teranyar ini.

Imigrasi muncul sebagai isu politik yang kontroversial di Jerman ketika 1,2 juta imigran dan pengungsi memasuki negara tersebut pada tahun 2015 - 2016.

Politikus yang memprotes kebijakan tersebut membentuk partai sayap kanan berorientasi populisme-nasionalisme dan anti-imigran Alternative für Deutschland. Partai itu ikut berpartisipasi -- untuk pertama kali dalam 50 tahun terakhir sejak kelompok ultranasionalisme menjadi momok di Jerman -- pada Pemilu 2017 lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya