Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memproyeksikan laba perseroan bakal tumbuh di kisaran 10 persen di 2018. Proyeksi tersebut tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu.
"Proyeksi Laba 2018, sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yangs sudah kita susun antara 9 persen sampai 10 persen," ungkap Direktur Utama BRI, Suprajarto, di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (21/3/2018).
Baca Juga
Advertisement
Meskipun demikian, dia cukup yakin bahwa pertumbuhan laba dapat lebih tinggi dari proyeksi. Hal tersebut didukung oleh kondisi perekonomian domestik yang kondusif.
"Tapi kalau melihat 2017 kemarin sudah double digit di 10,6 persen, tentu kita berharap dengan kondisi ekonomi yang cukup baik, kita optimistis lebih dari itu," kata dia.
Ia melanjutkan perkembangan kredit di BRI pada 2018 berlangsung baik. Terutama dari segmen kredit mikro dan retail.
"Perkembangan kredit Februari 2018, lumayan signifikan pertumbuhannya. Maret juga, terutama yang mikro, kecil, retail. Ini beri optimisme pada kita bahwa kita sudah on track," tandasnya.
Suku Bunga Acuan BI Tetap
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate sebesar 4,25 persen. Bank Indonesia juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 3,50 persen dan Lending Facility 5,00 persen.
Suprajarto menanggapi positif keputusan Bank Indonesia ini. Menurut dia dengan menahan suku bunga BI memberikan signal positif kepada dunia perbankan.
"Alhamdulillah BI tidak menaikkan BI Rate, tentu ini merupakan sinyal positif buat perbankan, terutama BRI," ungkapnya.
Dia pun mengatakan pihaknya akan terus berupaya untuk menurunkan suku bunga pinjaman.
"Berupaya untuk bagaimana suku bunga pinjaman bisa kita turunkan lagi sesuai dengan apa yang sudah dicanangkan pemerintah, suku bunga KUR 7 persen, komersial juga akan menyesuaikan walaupun biar sampai single digit, usahanya masih harus tingkatkan lagi," kata dia.
"Intinya bahwa BRI tetap akan berusaha untuk bagaimana bunga kredit ini lebih memberikan harapan lebih baik lagi," imbuhnya.
Untuk itu, upaya efisiensi akan terus dilakukan sehingga dapat menekan biaya operasional perseroan. Diharapkan efisiensi biaya operasional dapat mendukung upaya penurunan suku bunga pinjaman.
"Dengan terobosan di bidang teknologi, itu bisa kita tekan dan melakukan berbagai hal bagaimana cost operational kita bisa tekan sehingga subung pinjaman juga lebih baik lagi," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement