Liputan6.com, Jakarta - Indeks utama Wall Street anjlok pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) mengenakan tarif impor atas produk China senilai US$ 60 miliar.
Kebijakan perdagangan tersebut memicu penurunan persentase terbesar untuk tiga indeks utama Wall Street sejak terkoreksi enam minggu lalu.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip Reuters, Jumat (23/3/2018), indeks saham Dow Jones Industrial Average jeblok 724,42 poin atau 2,93 persen ke level 23.957,89.
Indeks saham S&P 500 merosot 68,24 poin atau 2,52 persen ke posisi 2.643,69. Sedangkan indeks saham Nasdaq Composite menukik 178,61 poin atau 2,43 persen ke level 7.166,68.
Jatuhnya indeks saham utama Wall Street ini merupakan penurunan prosentase harian terbesar sejak 8 Februari lalu.
Pemicu terbesarnya karena Trump menandatangani memorandum tarif impor atas produk-produk China hingga US$ 60 miliar. Keputusan ini memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap perekonomian global.
Atas langkah tersebut, China diberi kesempatan untuk menanggapi sebelum kebijakan pengenaan bea masuk itu diimplementasikan sehingga mengurangi risiko balas dendam dari Negeri Tirai Bambu itu.
"Terlalu banyak sentimen negatif saat ini. Mungkin ini (tarif impor dari Donald Trump) akan menjadi sentimen besar untuk sementara waktu," kata Manajer Portofolio di Amundi Pioneer Asset Management, John Carey.
Saham Perusahaan Besar Tersapu
Sejumlah saham-saham perusahaan besar berguguran. Produsen pesawat Boeing harus menelan pil pahit dengan penurunan saham 5,2 persen. Disusul Caterpillar Inc yang anjlok 5,7 persen dan saham 3M Co merosot 4,7 persen.
Penurunan imbal hasil obligasi AS ikut membebani sektor saham keuangan yang rontok 3,70 persen dan ini merupakan kinerja terburuk.
Saham perusahaan lain yang tersapu dalam adalah saham produsen obat AbbVie Inc jatuh 12,8 persen dan Facebook Inc dengan penurunan 2,7 persen. Kejatuhan saham Facebook ini membebani pasar lebih luas dan sektor teknologi.
Sektor saham teknologi pada indeks S&P 500 tergelincir 2,69 persen karena kekhawatiran yang lebih besar setelah kebocoran data pengguna Facebook.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg menerima regulasi tambahan dari pemerintah dan bersedia memenuhi panggilan Kongres AS.
Advertisement