Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menepis kabar dirinya diutus jadi Ketua Tim Internal Penjaringan Calon Wakil Presiden (Cawapres) untuk Presiden Jokowi pada Pilpres 2019. Pria yang karib disapa JK itu pun enggan membeberkan hal tersebut.
"Oh gitu. Saya belum dengar itu," kata JK seraya tertawa di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Kamis 22 Maret 2018.
Advertisement
Sebelumnya, PDI Perjuangan mengatakan, pembahasan calon wakil presiden untuk Jokowi akan dilakukan usai pelaksanaan Pilkada serentak pada Juni 2018. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, dalam pertemuan tersebut akan mengundang para ketua umum parpol pendukung Jokowi dan juga mengajak JK.
"(Cawapres) ini ruang lingkup ketua umum pendukung Jokowi. Sehingga konsen kita bagaimana pemilu sebagai prinsip aktualisasi kedaulatan rakyat. Cawapres yang kita cari sosok pemimpin untuk rakyat dan negara. Setelah pemilu (Pilkada 2018), momentum terbaik Jokowi-JK bersama Ketua Umum partai untuk bicarakan ke depan," ungkap Hasto.
Cawapres dari Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengklaim, Jokowi selama menjalankan pemerintahan memiliki kenyamanan dipasangkan dengan Jusuf Kalla, yang merupakan kader Golkar.
"Jokowi sudah final kita dorong di tahun kedua. Hari ini berpasangan dengan kader Golkar. Selama ini cukup nyaman berpasangan dengan kader Golkar," ujar Airlangga.
Kesiapan Partai Golkar dalam mendukung Jokowi, menurut Airlangga, juga didukung kader-kader Partai Golkar yang memiliki banyak sumber daya manusia yang mumpuni dalam membantu kerja presiden.
"Sehingga pada saat kita butuhkan sumber daya manusia, Golkar tempatnya manusia kompeten itu berada," tuturnya.
JK pun meminta agar Airlangga cari kader Golkar lainnya untuk dipasangkan bersama Jokowi.
"Kalau itu harus dicari lagi kader Golkar yang bisa membantu," kata JK.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Advertisement