Liputan6.com, Jakarta - Berbagai pabrikan pelumas saling klaim bahwa produknya lebih unggul daripada yang lain. Bahkan, ada juga yang mengklaim oli buatannya mampu menempuh jarak hingga 10 ribu kilometer.
Lubricant Lead Phillips 66 Asia Koh Kar Tai mengatakan, jika ada ada merek yang mengatakan pelumasnya mampu bertahan sangat jauh, hal itu hanya sekadar bahasa marketing.
Baca Juga
Advertisement
“Mereka klaim 10 ribu kilometer kuat. Tapi kita harus sering-sering mengecek komponen lain, kaya filter, spark plug (busi) dan komponen-komponen lainnnya yang tidak kuat sampai 10 ribu kilometer,” ungkap Koh Kar Tai
Pria asal Singapura ini menyarankan, normal untuk penggantian oli sepeda motor seharusnya dilakukan di kisaran 4 ribu kilometer. Selain faktor kualitas oli, hal itu juga aman untuk komponen lainnya.
Tak hanya itu, jika jarak tempuh 4 ribu kilometer, maka ada baiknya selain ganti oli, dilakukan juga pengecekan kondisi atau bagian sepeda motor lainnya.
“Bukannya saya bilang kalo pabrikan klaim olinya bisa sampai 10 ribu kilometer itu tidak benar. Tapi sebagai pengendara, kita tahu apa saja bisa terjadi sampai jarak 10 ribu kilometer,” tuturnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
4 Komponen Mesin Korban OIi Palsu
Berbagai macam oli sepeda motor beredar di pasaran. Nyatanya, tidak semua oli itu asli. ada juga terselip oli palsu. Jika tak tahu cara membedakannya, bukan tidak mungkin konsumen makin banyak yang menggunakan oli palsu.
Menurut Kepala Bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) Daya Motor Cibinong, Asep Suherman, jika menggunakan oli palsu, maka akan berdampak terjadinya masalah pada jeroan mesin.
“Karena jika menggunakan oli palsu yang saya temui biasanya pelumasan (mesin) kurang sempurna, jadi otomatis ada beberapa bagian kena seperti ring seher, piston, noken as, rocker arm,” ungkap Herman saat ditemui di bengkel AHASS Daya Motor Cibinong di Jl Raya Bogor, Nanggewer, Cibinong.
Herman mengatakan, meski saat ini oli palsu cukup sulit dibedakan, sepeda motor yang menggunakan oli palsu biasanya akan memiliki ciri-ciri khusus, yaitu cepat menimbulkan asap. Selain itu, performa sepeda motor juga tidak enak digunakan, mulai dari tarikan hingga perpindahan transmisi yang kasar.
“Pas ganti oli itu terlihat olinya memuai cepat antara 1-2 minggu. Jadi cepat habis, kayak pakai oli bekas juga. Sebelumnya asap keluar dari knalpot, karena ada bagian-bagian yang terkikis, seperti pada bagian sehernya,” tuturnya.
Kata Herman, jika benar terjadi masalah pada bagian-bagian yang disebut di atas bukan tidak menutup kemungkinan harus dilakukan penggantian mesin.
“Kalau sudah ganti mesin, untuk tipe matik, cub atau bebek (ongkosnya) itu bisa mencapai Rp 1,4 jutaan. Tapi itu estimasi, karena belum pasti ada yang rusak bahkan ada lebih,” ujarnya.
Advertisement