Liputan6.com, Jakarta Indonesia harus bergerak melakukan pencegahan tuberkulosis (TB). Pernyataan ini disampaikan oleh Erlina Burhan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
"Selama ini kita hanya berfokus pada pengobatan. Padahal kuman TB itu menyebar," kata Erlina dalam konferensi pers World Tuberculosis Day di kawasan Pulogadung, Jakarta pada Jumat (23/3).
Advertisement
Erlina mengatakan, seorang pasien tuberkulosis yang batuk, bersin, dan meludah dapat menularkan kuman di tempat keramaian. Bahkan, dia menambahkan, hanya dengan bersin saja, penderita tuberkulosis bisa menularkan hingga 1 juta kuman.
Walaupun begitu, kuman TB tidak akan menular lewat makanan, piring, gelas, atau pakaian. Menurut Erlina, persepsi masyarakat semacam ini bisa membuat stres penderita.
Salah satu cara pencegahan adalah pasien yang menderita tuberkulosis harus benar-benar minum obat hingga dinyatakan sembuh. Hal ini bisa mencegah kuman menular ke orang lain.
Menampung Dahak
Erlina memberikan beberapa cara lain untuk mencegah penderita tuberkulosis menularkan penyakit tersebut:
1. Tutup mulut saat batuk agar keluarga dan orang lain di sekitar tidak tertular. Bila tidak ada saputangan atau masker, gunakan lengan bagian atas untuk menutupi mulut.
2. Jangan meludah di sembarang tempat.
3. Gunakan tempat yang tertutup, yang diisi air sabun untuk menampung dahak.
4. Membuang dahak ke lubang WC atau menimbunnya di dalam tanah yang jauh dari keramaian.
Advertisement
Peringkat ke 2 Dunia
Data yang dihimpun PDPI mengatakan, Indonesia menduduki peringkat ke-2 dengan kasus tuberkulosis.
Peringkat ini mengalahkan China dan berada di bawah India. Ironis, jika dibandingkan dua negara tersebut, Indonesia memiliki penduduk sekitar 261 jiwa. Sementara keduanya memiliki penduduk lebih dari 1 milyar.
Di Indonesia, diperkirakan terdapat 647 kasus tuberkulosis dari setiap 100 ribu penduduk.
Sementara, jumlah kasus baru tuberkulosis bisa mencapai 1 juta setiap tahunnya.