Polusi Cahaya Lampu di Malam Hari Buruk untuk Kesehatan

Bukan hanya sinar ponsel yang membuat sulit tidur, lampu di luar ruangan pada malam hari bisa sebabkan polusi cahaya yang bikin susah memejamkan mata.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 23 Mar 2018, 20:00 WIB
Ratusan warga menyaksikan gedung-gedung disinari cahaya saat pembukaan resmi festival cahaya "Luminale" di Frankfurt, Jerman, (18/3). (AP Photo / Michael Probst)

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan cahaya buatan di malam hari ternyata juga berpengaruh pada polusi cahaya. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

Dikutip dari Tech Times pada Kamis (22/3/2018), malam yang terang mengancam manusia, hewan, dan seluruh ekosistem. Sehingga, polusi cahaya berpengaruh pada kesehatan manusia.

Studi pada tahun 2016 menemukan, polusi cahaya bisa mengganggu pola tidur. Para peneliti menemukan, mereka yang tinggal di perkotaan dengan cahaya di luar ruangan yang terang, 6 persen kurang istirahat.

Hal ini berbanding dengan mereka yang tinggal di daerah dengan pencahayaan yang tidak terlalu terang.

Selain itu, mereka yang terkena dampak pencahayaan lebih saat malam hari, kemungkinan mengalami kelelahan serta, mendertia gangguan fungsi tubuh dan rasa mengantuk yang ekstrim.

Penelitian di Harvard menemukan, cahaya buatan di malam hari meningkatkan risiko kanker payudara.

Mereka mengatakan, paparan cahaya di malam hari dapat menyebabkan berkurangnya tingkat hormon melatonin yang mempengaruhi ritme sirkadian pada tubuh. Proses ini bisa meningkatkan risiko kangker payudara.

"Dalam masyarakat industri modern, cahaya buatan ada di mana-mana. Hasil temuan kami menunjukkan, paparan lama terhadap lampu luar ruangan selama malam hari, bisa meningkatkan faktor risiko baru untuk kanker payudara," kata peneliti Peter James.

Tidak hanya itu, gangguan ritme sirkadian muncul karena cahaya buatan. Proses ini terkait dengan gangguan mood, obesitas, diabetes, dan kanker dengan jenis tertentu.


Meningkat 2 Persen Tiap Tahun

Tidur tak nyenyak dan kerap terbangun tengah malam? Ini penyebabnya. (Foto: Istockphoto)

Christopher Kyba dari GFZ German Research Center for Geosciences bersama rekan-rekannya, menggunakan data dari Suomi National Polar Orbiting Partnership atau Suomi NPP.

Mereka menggunakan data tersebut untuk mempelajari pencemaran cahaya di permukaan, yang menyebabkan bumi semakin terang.

Para peneliti menemukan, permukaan planet menjadi lebih terang sekitar 2 persen setiap tahunnya, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.

"Kami menggunakan radiometer satelit yang pernah dikalibrasi untuk menunjukkan cahaya di malam hari dari tahun 2012 hingga 2016. Area terbuka yang terang di bumi, meningkat sebesar 2,2 persen per tahun," kata penelitian tersebut.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya