Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersilaturahmi dengan para pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) wilayah Jawa Barat. Wali Kota nonaktif Bandung yang karib disapa Emil ini menandatangani komitmen politik yang disiapkan KAMMI.
Menurut Ketua KAMMI Jabar Naufan Rizqullah, pihaknya menawarkan komitmen politik ini kepada semua pasangan calon, namun Ridwan Kamil adalah yang pertama memberikan respons.
Advertisement
"Alhamdulillah, dari semua pasangan calon, Kang Emil yang pertama kali merespons undangan silaturahmi dari KAMMI," ungkap Naufan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/3/2018).
Komitmen politik yang diminta dari Emil, menurut Naufan terdiri dari beberapa poin. Di antaranya kampanye yang bersih dan bebas dari money politics, menciptakan iklim birokrasi yang ramah, dan terbebas dari KKN. Serta senantiasa mendengar keluh kesah petani, nelayan dan buruh.
KAMMI juga meminta Ridwan Kamil sebagai cagub, nenyediakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, membangun infrastruktur jalan raya untuk daerah-daerah tertinggal, dan menyediakan pendidikan gratis bagi masyarakat tidak mampu.
Komitmen lainnya adalah, memberikan akses kesehatan gratis bagi masyarakat tidak mampu, meningkatkan daya saing sektor pariwisata, serta menciptakan banyak wadah-wadah kreatif anak muda dalam mengembangkan minat dan bakatnya.
Emil Menantang
Menanggapi komitmen politik yang disodorkan KAMMI Jawa Barat, Emil memberikan tantangan kepada anggota KAMMI untuk bersama-sama membangun jika ia terpilih sebagai Gubernur.
Menurut Emil, poin-poin yang ada dalam komitmen politik, adalah apa yang akan menjadi prioritasnya untuk dapat secepatnya direalisasikan. Contohnya terkait pariwisata di Jawa Barat, yang berpotensi menjadi destinasi wisata tak hanya di tingkat nasional tapi juga di level internasional.
Untuk para pemuda, Emil memberi inovasi agar nantinya pemerintah provinsi dapat membuka pusat kreativitas seperti yang sudah ada di Kota Bandung dan Majalengka. Inovasi lainnya adalah membangun apartemen di pabrik atau sekolah di pabrik, agar para pemuda-pemuda yang menganggur di sekitar lokasi pabrik bisa punya keahlian, dengan bersekolah dengan kurikulum yang dapat meningkatkan kemampuan mereka.
Selain Kota Bandung dan Majalengka, contoh inovasi yang bisa digerakkan anak muda adalah seperti yang dilakukan anak-anak muda Depok, yang menurut Emil memiliki beragam talenta di beragam sektor kreatif.
"Tugas pemerintah nantinya adalah sebagai regulator. Majalengka dan Kota Bandung, sudah punya pusat kreativitas, yang menggabungkan semua potensi kreatif, ini bisa jadi contoh kota-kota lainnya" tegas Emil.
Para pemuda, sambungya tidak banyak bengong karena bisa berbahaya. "Biar tidak banyak bengong dan bingung, kita bikin sibuk, berkreasi dan berkarya, agar nantinya pemuda Jawa Barat menjadi pemuda juara," Emil memungkas.
Advertisement