Dikira Alien, Mumi Berkepala Kerucut Ternyata Bayi Perempuan Berpenyakit Langka

Asal-usul kerangka sepanjang 15 cm yang pernah dianggap kerangka alien, terjawab sudah.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 24 Mar 2018, 17:00 WIB
(Doc: Dr. Emery Smith)

Liputan6.com, Jakarta Asal-usul kerangka sepanjang 15 cm yang pernah dianggap kerangka alien, terjawab sudah. Sebuah studi DNA terbaru dari tulang tersebut menunjukkan sosok tersebut sebenarnya manusia dan bayi perempuan itu, ternyata memiliki penyakit dwarfisme.

Dijuluki 'Ata', penemuan luar biasa itu terjadi pada tahun 2003 di Atacama, Chili. Kerangka tersebut memiliki tengkorak panjang seperti kerucut dan hanya memiliki 10 tulang rusuk, seperti alien.

Ata terkenal saat seorang kolektor di Spanyol berspekulasi bahwa itu merupakan kerangka alien. Bahkan, Ata telah muncul dalam film dokumenter berjudul Sirus yang menceritakan bukti kehidupan makhluk asing.

Setelah 5 tahun menganalisis, ilmuwan mengklaim telah menemukan genom yang menunjukkan mutasi dan bertanggung jawab terhadap bentuk aneh spesimen tersebut. Tes genetik di Univeritas California dan Universitas Stanford membuktikan bahwa tulang itu milik seorang manusia berjenis kelamin perempuan yang telah meninggal 40 tahun lalu.

Awalnya, kerangka itu diklaim milik seorang anak berusia sekitar 6 hingga 8 tahun, tetapi kini para ilmuwan percaya bahwa itu adalah janin atau anak yang meninggal tak lama setelah dilahirkan. Para penemu menemukan mutasi tak hanya satu tapi pada beberapa gen yang mengatur pertumbuhan tulang.

 


Selanjutnya

(Doc: Dr. Emery Smith)

Analisis DNA mengungkapkan bahwa penampilannya merupakan hasil serangkaian mutasi terkait dwarfisme dan gangguan pertumbuhan tulang lainnya. Sanchita Bhattacharya, seorang peneliti di UCSF mengatakan ia menemukan 64 varian gen dalam DNA Ata yang tampak rusak.

Kerusakan DNA tersebut diduga disebabkan oleh paparan nitrat, terlebih tempat penemuan kerangka tersebut tak jauh dari tambang nitrat. Garry Nolan, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford memulai penelitian Ata pada tahun 2012 saat seorang teman menelepon dan mengatakan bahwa ia mungkin telah menemukan 'alien.'

"Meski ini awalnya seperti kisah alien, ini sebenarnya kisah tragedi manusia. Seorang wanita memiliki bayi cacat yang kemudian diawetkan dan dijual sebagai artefak," ungkap Nolan seperti melansir dari Mail Online.

Ia berharap Ata dikembalikan ke negara asalnya dan dimakamkan sesuai kebiasaan masyarakat setempat. Dwarfisme sendiri merupakan kondisi kelainan yang ditandai dengan tinggi tubuh yang amat pendek akibat kelainan medis atau genetis. Kependekan ini terjadi pada tangan, kaki, atau bagian tubuh.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya