Wabah 'Rumput Penyihir' Melanda Australia

Bahkan sebuah jalanan di Australia pun sampai tertutup rumput penyihir ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mar 2018, 07:36 WIB
Rumput penyihir di Victoria, Australia. (Dokumentasi Leanne Gloury)

Liputan6.com, Victoria - Gulma berupa rumput liar tumbuh dengan sangat tidak terkendali di sebuah kota di timur laut negara bagian Victoria, Australia. Bahkan sampai menghalangi warga untuk memasuki rumah mereka.

Rumput yang dikenal dengan sebutan hairy panic atau rumput penyihir telah mewabah di Kota Laceby, di selatan Wangaratta, sebuah kota kecil di negara bagian Victoria, Australia.  Penduduk di kota ini telah berjuang melawan wabah rumput liar tersebut selama tujuh pekan terakhir.

Seperti dikutip dari Australia Plus, Sabtu (24/3/2018) alah satu warga, Leanne Gloury mengatakan situasinya semakin buruk.

Wabah serupa pernah melanda Kota Wangaratta pada tahun 2016, ketika rumput liar ini mengepung sekitar 20 rumah di sebuah komplek baru yang dibangun di sebelah lahan pertanian di sebelah barat kota tersebut.

Namun, Leanne Gloury mengatakan dia tidak melihat sesuatu seburuk serangan rumput hairy panic di rumahnya.

"Pada tahun 2016 lalu, kami tidak menghadapi masalah ini. Ini pertama kalinya saya melihat wabah hairy panic seburuk ini. Wabahnya benar-benar tidak terkendali."

Ketika Leanne Gloury mengunggah beberapa gambar di media sosial mengenai rumahnya yang diselimuti oleh gulma hairy panic, teman-teman menyarankan agar dia membakar gulma itu atau mendatangkan domba untuk memakannya.

Sejak saat itu, dia telah mencoba berbagai solusi yang tidak terlalu ekstrem, namun tidak ada yang berhasil.

Wali Kota Wangaratta, Ken Clarke mengatakan sebuah ruas jalan antara Glenrowan dan Milawa juga telah dilanda badai gulma rumput liar ini pada akhir pekan lalu.

Jarak pandang atau visibilitas di jalan itu begitu rendah sehingga dewan meletakan sejumlah rambu-rambu bahaya dan lalu lintas di jalan itu dikendalikan polisi.

Wali Kota Ken Clarke mengatakan dia tidak yakin berapa banyak rumah waga setempat yang telah diselimuti rumput hairy panic.

Namun dia mengatakan dewan kota tidak memiliki tanggung jawab resmi untuk membantu pembersihan.

"Ini adalah sesuatu yang terjadi akibat kondisi cuaca. Ini murni bencana alam," katanya.

"Sayangnya orang-orang ini berada di jalur pergerakan arah angin dan angin itu mengarah ke tempat mereka daripada tempat saya."

"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk membantu mereka, jika mereka menginginkan bantuan."

 

 

Saksikan video berikut:


Apakah Rumput Hairy Panic Itu?

Rumput penyihir di Victoria, Australia. (Dokumentasi Leanne Gloury)

Ada lebih dari 40 spesies asli dan spesies pendatang dari rumput hairy panic atau panicum, di Australia.

Pakar tanaman dan gulma dari Charles Sturt University, Leslie Weston, mengatakan bahwa gulma itu cocok sekali dengan musim panas di Australia dengan suhu udara yang tinggi, dan rumput liar ini ditemukan di padang rumput dengan tingkat penggembalaan ternak berlebihan dan padang rumput yang belum ditumbuhi rumput.

Penelitian oleh Profesor Leslie Weston menunjukkan spesies pendatang dari ‘hairy panic’ ini telah menyebar lebih cepat selama satu dekade terakhir, masuk ke Australia Selatan, Victoria, New South Wales dan Queensland.

Dia mengatakan Panicum hillmanii, ditemukan di dekat timur laut Victoria dan Riverina, dan spesies ini didatangkan dari Amerika Selatan.

"Ini dikembangkan sebagai tanaman untuk menggembalakan ternak, tetapi di sini kami telah menemukan bahwa spesies panicum adalah gulma yang berbahaya."

"Mereka menyebabkan masalah keracunan pada ternak ... mengakibatkan iritasi pada telinga, mata pada domba, sapi dan kuda yang merumput diatasnya, dan juga dalam beberapa kasus menyebabkan kematian."

Profesor Leslie Weston mengatakan herbisida, pengembalaan bergilir dan pembuangan yang hati-hati dapat membantu mencegah gulma ini menyebar lebih jauh.”

"Sebagai bagian dari proyek kami, kami sedang mengkaji sejumlah strategi. Karena gulma itu tersebar luas, kami harus melihat pada pengelolaan rumput ini dalam skala yang lebih luas."

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya