Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sebagai negara yang masuk dalam kawasan ASEAN dinilai sangat memanfaatkan keanggotaannya sebagai bagian dari organisasi. Karena tujuan ASEAN sendiri yaitu menciptakan stabilitas di berbagai kepentingan yang sarat dengan konflik di kawasan.
Demikian pernyataan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Letnan Jenderal Yoedhi Swastono saat membuka acara Diseminasi Informasi Masyarakat ASEAN: Tantangan Politik dan Keamanan di Kawasan di Univesitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (23/3/2018).
Advertisement
"Ada beberapa potensi konflik yang dapat terjadi, apakah pengaruh dari luar maupun di lingkungan ASEAN itu sendiri. Kita lihat dari kawasan yang lain yang masih adanya kekuatan dalam bentuk konflik terbuka, misalnya yang sekarang bergejolak seperti potensi keamanan. Kita jangan sampai seperti di Suriah di mana konflik terjadi karena banyaknya kepentingan, " kata Yoedhi.
Selain potensi keamanan, Yoedhi mengungkapkan bahwa saat ini ASEAN masuk dalam ekonomi terbesar keenam di dunia. Pemeritah Indonesia pun berharap pada 2020, ASEAN bisa menjadi yang ke lima dan 2030 bisa menjadi pangsa pasar terbesar di dunia.
"Dari segi politik harus diakui bahwa ada tantangan besar dari negara lain di luar ASEAN untuk merebut pengaruhnya di negara ASEAN. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa yang besar dengan kebhinekaannya harus dapat mengatur diri dengan sebaik-baiknya," ujar Yoedhi.
Menurutnya, ASEAN harus menjadi organisasi regional yang bersatu, tanpa bisa didikte oleh negara lain. "Tantangan terbesar kita saat ini adalah sumber daya manusia. Kita berharap ke depan hal ini bisa diselesaikan, " kata Yoedhi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kondisi Geografis Rentan Ancaman
Deputi Bidang Koordinasi Luar Negeri Kemenko Polhukam, Lutfi Rauf mengatakan, Kalimantan Barat dipilih karena dianggap sebagai provinsi yang dekat dengan kawasan perbatasan seperti berbatasan dengan Malaysia atau dengan wilayah di Laut Natuna. Menurutnya, kondisi geografis seperti ini rentan terhadap ancaman keamanan.
"Itu konsekuensi dari konektivitas karena sudah terkoneksi dengan Malaysia dan lain sebagainya. Karena yang biasa terjadi pada saat arus barang dan arus orang terjadi, maka elemen kejahatan kriminal lintas batas juga ikut," kata Lutfi.
Oleh karena itu, diseminasi ini perlu dilakukan agar para pemangku kepentingan di Kalbar punya pemahaman bahwa ancaman itu akan selalu ada sehingga harus waspada. Seperti narkotika, penyelundupan manusia, penyelundupan kayu, penyelundupan ikan, dan lintas terorisme.
"Kita perlu beri pemahaman pada masyarakat agar mereka bisa menyadari sehingga ada mekanisme ketahanan masyarakat kita karena itulah yang akan menjadi upaya kita untuk menghadapi tantangan-tantangan itu," kata Lutfi.
Advertisement