OPEC Sepakat Perpanjang Kontrol Produksi, Harga Minyak Melompat Tinggi

Untuk minggu ini, harga minyak Brent naik sekitar 6,4 persen, kenaikan mingguan terkuat sejak Juli tahun lalu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Mar 2018, 06:32 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta) dan mencetak angka tertinggi sepanjang tahun ini. Pendorong kenaikan harga minyak adalah pernyataan dari Menteri Energi Arab Saudi yang menyatakan bahwa organisasi pengekspor minyak (OPEC) dan negara lain yang menjadi sekutu akan memperpanjang pemotongan pasokan.

Mengutip Reuters, Sabtu (24/3/2018), harga minyak Brent berjangka melonjak USD 1,54 atau 2,2 persen dan menetap di USD 70,45 per barel. Untuk minggu ini, harga Brent naik sekitar 6,4 persen, kenaikan mingguan terkuat sejak Juli tahun lalu.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) juga membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak Juli, sebesar 5,5 persen. Harga WTI menetap di USD 65,88 per barel, naik USD 1,58 atau 2,5 persen.

"Ada banyak sentimen yang mempengaruhi harga minyak pada pekan ini. laporan persediaan, perang tarif dan juga ketegangan antara Arab Saudi dengan Iran," jelas analis Clipper Data, Louisville, Kentucky, AS, Matt Smith.

Ia melanjutkan, keputusan Presiden Donald Trump untuk menggantikan penasihat keamanan nasional H.R. McMaster dengan John Bolton juga menjadi pendorong kenaikan harga minyak.

Namun tetap, mendorong terbesar kenaikan harga minyak adalah rencana dari OPEC dan produsen sekutu untuk terus melanjutkan aksi kontrol produksi.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada Reuters bahwa pembatasan yang ditetapkan pada Januari 2017, akan terus berlanjut hingga 2019 untuk mengurangi persediaan global.

Prospek permintaan juga mendukung harga minyak.


Perdagangan kemarin

Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Pada perdagangan kemarin, harga minyak dunia terperosok pada perdagangan Kamis seiring kejatuhan pasar saham di Amerika Serikat (AS) dan setelah aksi ambil untung kenaikan harga minyak pekan ini.

Namun penurunan harga tersebut masih tertahan oleh komitmen negara-negara produsen minyak untuk memangkas produksi.

Harga minyak dunia telah meningkat dalam dua minggu terakhir didorong pelemahan dolar AS, serta ketegangan antara Iran dan Arab Saudi yang memicu kekhawatiran pasokan minyak di Timur Tengah yang sudah dibatasi sesuai perjanjian di OPEC.

Reli harga tak berlanjut. Harga minyak kembali turun mengikuti tekanan di pasar saham AS akibat langkah Presiden AS, Donald Trump menandatangani pengenaan tarif impor terhadap barang-barang China dengan nilai US$ 60 miliar.

"Ketakutan perang dagang dengan China merupakan sentimen penurunan harga minyak hari ini. Karena akan berdampak pada permintaan," kata Analis Energi di CHS Hedging LLC, Anthony Headrick.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya