Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik ke level tertinggi dalam satu bulan pada perdagangan Jumat karena ancaman perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang diperkirakan juga akan disusul oleh negara lain. Investor berebut untuk memindahkan portofolio ke investasi yang aman.
Mengutip Reuters, Sabtu (24/3/2018), harga emas di pasar spot naik 1,6 persen ke angka USD 1.349,56 per ounce pada pukul 1.33 siang waktu New York.
Harga emas di pasar spot sempat mencapai angka tertinggi sejak 19 Februari di USD 1.350,20 per ounce.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman April ditutup naik USD 22,50 atau 1,7 persen pada USD 1.349,90 per ounce.
Ada beberapa sentimen yang mendorong harga emas merangkak naik. Pertama adalah kekhawatiran akan perang dagang AS dengan China.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menerapkan tarif USD 60 miliar untuk produk China. Hal itu membuat China mengambil langkah pembalasan dengan mengenakan tarif produk AS. China dapat mengenakan tarif USD 3 miliar terhadap barang-barang impor AS.
Menambah Kekacauan
Sentimen lain yang mempengaruhi harga emas adalah penunjukan Trump kepada John Bolton sebagai penasihat keamanan nasional.
Bolton sebelumnya telah menganjurkan menggunakan kekuatan militer kepada Korea Utara dan Iran. Hal ini membuat pelaku pasar menimbang-nimbang apa yang akan terjadi ke depan.
Menambah kekacauan, ada periode ketegangan pada hari Jumat setelah Trump mengancam akan menghentikan belanja sebesar USD 1,3 triliun yang telah disahkan oleh Kongres.
"Ada ketegangan di semua tempat. Trump, Kongres dan beberapa lainnya yang memberikan tenaga kepada harga emas," jelas analis Logic Advisors, Bill O'Neill.
Emas memang menjadi instrumen investasi buruan di saat terjadi banyak risiko di pasar keuangan, saham maupun komoditas.
Harga emas naik 2,8 persen pada minggu ini, kenaikan mingguan terbesar sejak April 2016.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement