Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang diselenggarakan di Jakarta. Dalam penutupan tersebut, tidak diumumkan calon wakil presiden (cawapres) untuk Jokowi di Pilpres 2019.
"Itu haknya Beliau (Jokowi). Golkar tak membicarakan itu. Beliau incumbent. Kita tunggu tanggal 4 sampai 10 Agustus. Kita akan tahu siapa orangnya," ucap Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus usai menutup Rakernas Golkar di Hotel Sultan, Jumat malam, 23 Maret 2018.
Advertisement
Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Golkar Ace Hasan Sadzily menjelaskan alasan mengapa partainya tidak mendeklarasikan cawapres dalam penutupan Rakernas. Menurut dia, Rakernas tidak memiliki kewenangan untuk pengambilan keputusan strategis.
"Ini forum tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan tentang cawapres, ini lebih ke persoalan internal," ucap Ace usai Rakernas.
Dalam Rakernas ini, sejumlah kader mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, untuk menjadi cawapres mendampingi Jokowi. Anggota komisi II DPR RI ini pun menilai sah saja para kader mendorong demikian.
"Bahwa kader-kader Partai Golkar menginginkan itu wajar saja, tapi forum Rakernas tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan," kata dia.
Ace menyebut sampai saat ini di internal Partai Golkar belum ada pembahasan terkait deklarasi cawapres. Partai menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi untuk memutuskan. Dia yakin Agustus mendatang akan keluar keputusan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hasil Rakernas
Dia pun mengatakan, dalam Rakernas ini dicapai kesepakatan bagaimana membuat program untuk masyarakat yang tepat sasaran.
"Kita harus melihat dari bawah dan membuat program yang sifatnya bottom up. Sehingga diharapkan program jatuh ke masyarakat," ungkap Lodewijk.
Selain itu, dia juga menjelaskan target pemenangan di Pileg adalah menambah 19 suara, sehingga bisa memperoleh 110 kursi.
"Target pemenangan setidaknya jangan meleset dari yang lalu. Kita menargetkan bisa menambah 19 suara, sehingga menjadikan 110 kursi," tutur Lodewijk.
Selain itu, masih kata dia, salah satu kebijakan umum partainya adalah menciptakan Golkar bersih, bangkit, maju, dan menang, sebagaimana tagline yang dibangun saat ini.
"Golkar bersih kenapa saya katakan, itu karakter kita dan menuju ke sana. Ini sedang proses yang harus kita lewati. Dalam benak kita harus bersih, dan kebiasan kita harus bersih," jelas Lodewijk.
Karena itu, dia merasa yakin, para calegnya akan bersih. Terutama dari perilaku korupsi "Insyaallah. Dengan proses KPK dan upaya preventif kita, itu bisa menjadi pembelajaran bagi kader-kader partai Golkar ke depan," pungkas Lodewijk.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Advertisement