Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan panjang bakal dilalui para pembalap di MotoGP 2018. Pembalap baru melakoni satu seri dari 19 seri yang dilombakan pada MotoGP 2018.
Balapan di Sirkuit Losail Qatar pada 18 Maret lalu menyiratkan satu sinyal kuat. MotoGP 2018 kemungkinan besar bakal didominasi oleh dua pembalap yaitu Andrea Dovizioso dan Marc Marquez.
Baca Juga
Advertisement
Sinyal kuat itu diperlihatkan saat dua pembalap beda tim itu merebut podium satu dan dua di MotoGP Qatar. Sedangkan Valentino Rossi membuntuti keduanya di posisi ketiga.
Memang, perjalanan masih panjang. Poin demi poin masih berpotensi didapatkan demi mengkatrol posisi masing-masing pembalap di klasemen MotoGP.
Meski begitu, kesiapan motor dan pembalap sepertinya masih dimiliki oleh Dovizioso dan Marquez. Lihat saja di balapan Qatar akhir pekan lalu.
Dovizioso sempat kalah dari Johan Zarco, pembalap Yamaha Tech 3 pada sesi kualifikasi MotoGP Qatar. Namun sesaat sebelum balapan, bahkan di sesi latihan bebas satu dan dua dimana Dovizioso unggul, dia sudah menegaskan sangat nyaman membalap di Qatar.
Itu artinya, dia sudah memberi kode yakin bakal menang di balapan. Itu terbukti dengan merebut posisi pertama, bahkan dengan cara menyalip Marquez di lap terakhir.
"Musim ini ditentukan oleh duel besar antara Marquez dan Dovizioso. Itu sangat menarik. Marc luar biasa berbakat dan agresif, tetapi Dovi telah menyesuaikan pola pikirnya dan sangat tertata dengan pendekatannya. Dia memanfaatkan kekuatan Ducati sebaik mungkin," kata legenda MotoGP, Fredie Spencer seperti dikutip dari MCN, Jumat (23/3/2018).
Dia mengakui Marquez sebagai pembalap yang fenomenal di MotoGP. Meski begitu, Marquez bakal mendapatkan perlawanan ketat sepanjang musim dari Dovizioso yang pandai memanfaatkan keunggulan motor Ducati.
"Dovi membuatnya terlihat sangat mudah. Dia mendapatkannya berhenti, memotong kembali di bawah Marc, dan menggunakan kekuatan akselerasi, dan kecepatan tinggi Ducati. Dia membuat kemenangan terlihat sangat nyaman," ujar Spencer.
Komentar Dovizioso
Dovizioso memulai balapan di MotoGP Qatar pada posisi lima. Dia harus sabar menanti momentum untuk menyalip satu per satu pembalap di depannya.
Sempat lama tertahan di posisi empat di belakang Johann Zarco, Marquez dan Valentino Rossi, Dovizioso dapatkan momentum untuk menyalip di lap ke-15.
Saat itulah, dia menyalip Zarco untuk mengejar podium juara. Saat itu, Dovizioso unggul cukup jauh sebelum merasakan ban mulai kehabisan grip empat lap jelang finis.
Di situlah Marquez mulai menyusulnya. Momen ini mengingatkan publik pada perebutan juara di MotoGP Australia dan Jepang musim lalu.
Marquez mencoba salip Dovizioso di lap terakhir. Namun Dovizioso mampu menahannya dan menyegel podium juara karena memanfaatkan akselerasi MotoGP Ducati di trek lurus.
Dovizioso mengaku cukup terkejut dengan serangan mendadak dari Marquez di lap terakhir. Bayang-bayang podium kedua di tiga musim terakhir di MotoGP Qatar kembali teringat.
"Kami sudah yakin lebih kompetitif dibandingkan tahun lalu. Tapi seperti biasa, kami harus menunggu hingga balapan sebenarnya untuk mengetahui level kami. Saya tak memprediksi bakal duel dengan Marquez di lap terakhir," ujarnya seperti dikutip crash.
Advertisement
Kekuatan Marquez
Dovizioso boleh saja merasa lebih kompetitif dibandingkan musim lalu. Meski begitu, Dovizioso juga mengakui faktor lain bisa membuat Marquez jadi juara.
Seperti yang terjadi di Qatar, Dovizioso menyebut Marquez membalap tidak seperti di dunia nyata. Pergerakan Marquez yang spontan dan tak pernah mengenal kata menyerah jadi kekuatan pembalap berjulukan Bayi Ajaib ini.
Sirkuit Losail Qatar juga bukan trek spesial bagi Honda. Marquez hanya mampu memenangkan satu kali balapan di sirkuit ini selama musim terakhir.
Meski amini kekuatan Marquez, Dovizioso tetap optimistis bakal bersaing ketat bahkan ungguli Marquez dalam perebutan juara MotoGP.
"Saya bisa kalahkan dia dan itu terlihat penting, padahal ini memang bukan sirkuit favorit Marquez. Namun Anda harus objektif, saya tak pernah menyangka Marquez bakal bertarung hingga lap terakhir. Itu hal buruk dalam kemenangan saya," ucap Dovizioso.
Marquez sendiri mengaku puas bisa memberi perlawanan kepada Dovizioso di MotoGP Qatar. Itu dianggapnya sebagai tanda bagus memulai balapan di MotoGP.
"Seperti deja vu saja. Tikungan terakhir lawan Dovizioso. Dia masuk sedangkan saya melebar, dia masuk dan memenangkan balapan. semoga ini berubah di masa depan, saya berharap," kata Marquez.
Kans pembalap lain memang belum tertutup. Masih ada Jorge Lorenzo, Maverick Vinales dan Rossi tentunya yang ingin juga menjadi juara dunia. Kecuali Rossi, Lorenzo dan Vinales tak menunjukkan sinyal positif juara. Jadi, musim ini mungkin hanya jadi milik Dovizioso dan Marquez.