Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini publik sempat dihebohkan dengan temuan penyalahgunaan data pengguna Facebook. Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 50 juta pengguna yang datanya bocor dan disebut telah disalahgunakan.
Menanggapi kasus tersebut, CEO Apple Tim Cook pun ikut angkat bicara. Menurutnya, perlu ada sebuah regulasi yang dibuat dengan sungguh-sungguh untuk mencegah kasus serupa kembali terjadi.
Baca Juga
Advertisement
"Saya pikir dalam situasi tertentu masalah semacam ini sangat mengerikan dan menjadi besar, sehingga perlu ada regulasi yang dibuat dengan baik," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (25/3/2018).
Pernyataan Cook itu meluncur saat dirinya sedang menghadiri China Development Forum di Beijing, Tiongkok. Ketika itu, ia menjawab pertanyaan mengenai perlukah adanya pembatasan penggunaan data setelah kasus penyalahgunaan Facebook terjadi.
"Kemampuan seseorang mengetahui apa yang telah Anda cari selama bertahun-tahun, termasuk informasi detail lainnya dari kehidupan Anda. Menurut sudut pandang saya, hal itu seharusnya tak boleh terjadi," tuturnya.
Ia juga mengatakan, Apple sudah lama khawatir bahwa ada banyak orang yang menyerahkan data tanpa mengetahui akan digunakan seperti apa. Bahkan, ada kemungkinan data itu dapat dipakai untuk merugikan pengguna.
Sekadar informasi, temuan kasus kebocoran data pengguna Facebook ini diketahui dari whistlelower bernama Christopher Wylie. Kepada The Guardian, ia mengaku data pengguna media sosial tersebut disalahgunakan oleh Cambride Analytica.
Jadi, data tersebut, diungkap olah Steve Bannon, mantan konsultan Donald Trump digunakan untuk kampanye iklan dan kepentingan politik Amerika Serikat (AS). Tak sampai di situ, data itu juga diobral ke banyak negara.
Zuckeberg Akui Facebook Bersalah
Terkait skandal ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg pun sudah meminta maaf kepada publik. Ia mengakui ada pelanggaran kepercayaan antara Cambridge Analytica, Facebook, dan Aleksandr Kogan selaku pihak yang disebut-sebut bertanggung jawab terhadap bocornya 50 juta data pengguna.
"Ini merupakan pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica, dan Facebook. Namun, ada juga pelanggaran kepercayaan antara Facebook dan pengguna yang berbagi data dan berharap kami melindunginya. Kami berencana untuk memperbaiki hal itu," tuturnya seperti dikutip dari akun resmi Zuckerberg.
Ia juga menuturkan, Facebook memiliki tanggung jawab untuk melindungi data pengguna. Karena itu, Zuckerberg menuturkan, apabila pihaknya tak dapat melindungi data pengguna, mereka tak layak untuk melayani para pengguna media sosial tersebut.
"Saya telah bekerja untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan memastikan hal serupa tak akan terulang," tuturnya. Suami dari Priscillia Chan itu juga mengatakan sebenarnya sudah melakukan sejumlah perubahan soal keamanan data ini sejak 2014.
Namun, terlepas dari seluruh upaya itu, ia merasa masih perlu melakukan pembenahan untuk keamanan platform tersebut. Ia juga menuturkan sebagai pendiri Facebook, dirinya bertanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi di platform tersebut.
"Meski masalah terkait Cambridge Analytica tak terulang dengan aplikasi saat ini, hal itu tak mengubah yang sudah terjadi. Kami akan belajar dari pengalaman ini untuk mengamankan platform dan membuat komunitas kami lebih aman ke depannya," tulis Zuck.
Advertisement
Tiga Langkah yang Akan Dilakukan Facebook
Zuckerberg pun mengungkap akan segera melakukan upaya untuk mengantisipasi hal tersebut, yang kemungkinan bisa saja terjadi lagi di waktu mendatang. Ia menjabarkan tiga langkah.
Pertama, pihaknya akan mengivestigasi semua aplikasi yang memiliki akses informasi, dan mereka akan melakukan audit semua aplikasi di dalam Facebook yang memiliki aktivitas mencurigakan.
"Kami bakal memblokir pengembang dari platform yang tidak setuju dengan audit ini, dan jika kami menemukan pengembang yang menyalahgunakan data, kami akan memblokirnya juga," kata Zuckerberg.
"Kedua, kami akan menutup akses data pengembang untuk mengantisipasi penyalahgunaan," tambahnya.
Dan ketiga, Zuckerberg dan pihaknya ingin memastikan pengguna memahami aplikasi mana yang memungkinkan mereka untuk memberikan data, dan yang mana yang tidak.
"Pada bulan depan, kami akan meluncurkan sebuah alat di atas News Feed, alat tersebut bisa mencabut izin akses data dari pengguna," pungkasnya.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: