Skandal Pencurian Data, 3 Perusahaan Raksasa Tarik Iklan dari Facebook

Skandal yang menimpa Facebook bisa dibilang paling buruk di sepanjang sejarah perusahaan.

oleh Vina A Muliana diperbarui 26 Mar 2018, 06:00 WIB
Ilustrasi Facebook (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Skandal pencurian data yang menimpa perusahaan Facebook kini membawa imbas yang semakin luas. Tiga perusahaan besar yakni Sonos, Commerzbank dan Mozilla memutuskan untuk tidak lagi menaruh iklan di platform media sosial tersebut.

Dikutip dari CNN, Senin (26/3/2018), beberapa perusahaan lain juga sedang melakukan pembicaraan intens dengan pihak Facebook terkait penempatan iklan. Facebook berjanji, pihak mereka akan menjaga kerahasiaan dan privasi data yang disesuaikan dengan masing-masing klien.

Perusahaan yang tengah melakukan pembicaraan ini adalah Unilever, McDonald's dan Adidas.

"Sangat jelas terlihat dari pertemuan kami bahwa hal ini sudah menjadi prioritas bagi Facebook dan sedang banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan," kata perwakilan perusahaan tersebut.

Skandal yang menimpa Facebook bisa dibilang paling buruk di sepanjang sejarah perusahaan. Bagaimana tidak, data yang disalahgunakan ternyata diperlukan untuk pemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Buntut dari skandal tersebut, para pengguna Facebook kadung kesal dan khawatir karena mereka bisa saja menjadi korban. Para pengguna pun berbondong-bondong menyerukan tagar #deletefacebook di Twitter.

 

 


Cambridge Analytica

Ilustrasi Facebook. (Foto: Tech Spot)

Firma Cambridge Analytica (CA) diduga terlibat dalam kebocoran data 50 juta pengguna Facebook. Caranya dengan mengembangkan teknik untuk mencuri data Facebook melalui kuis kepribadian bertajuk "This Is Your Digital Life".

Kuis ini menggunakan algoritma yang secara personal memprofil dan menargetkan pengguna yang berada di usia pemilih.

Facebook pun buka suara mengenai apa yang sedang dilakukan dua pimpinannya, Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg setelah munculnya laporan penyalahgunaan data pengguna oleh Cambridge Analytica. Keduanya disebut, sedang fokus mengatasi masalah yang melibatkan data puluhan juta pengguna Facebook.

"Mark, Sheryl dan tim mereka bekerja sepanjang waktu untuk mengumpulkan fakta dan mengambil langkah yang tepat ke depannya, karena mereka menganggap masalah ini serius," kata pihak Facebook dalam pernyataannya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya