Liputan6.com, Jakarta Kasus ini memperlihatkan bagaimana penggunaan ganja untuk menyembuhkan kanker.
Dee Mani, perempuan 44 tahun di Birmingham, didiagonisa dengan kanker payudara. Dia menderita salah satu tipe kanker payudara yang paling mematikan dan harus melakukan setahun perawatan kemoterapi.
Advertisement
Dee Mani yang awalnya setuju berubah pikiran. Bukannya melakukan kemoterapi, dia malah membeli dan mengonsumsi minyak yang terbuat dari ganja, setelah membaca obat kanker alami di Internet.
Mani memilih hal itu karena dia telah melihat saudara perempuannya menderita dan kemudian meninggal akibat kemoterapi untuk kanker. Padahal, obat tersebut sesungguhnya masih terbilang ilegal di Britania Raya.
Dilansir dari Natural News, Senin (26/3/2018), dia mengonsumsi satu kapsul sebelum tidur. Empat bulan setelah didiagnosis, kankernya berkurang secara signifikan. Dokternya memberitahu bahwa kankernya telah hilang di lima bulan, setelah dia mengonsumsi minyak ganja.
Mani mengatakan, dia berencana untuk melanjutkan konsumsi obat itu selama hidupnya. Diklaim, bahwa obat itu bisa membantunya mengatasi masalah insomnia, alergi debu, dan nyeri punggung karena terpeleset. Selain itu, dia mengubah pola makan dan melakukan meditasi.
Simak juga video menarik berikut ini:
Bukan satu-satunya di dunia
Pengobatan ini ternyata bukan satu-satunya yang terjadi di dunia.
David Hibbit, seorang pria berusia 33 tahun di Britania Raya, menggunakan ganja untuk menyembuhkan kanker kolon setelah radiasi, kemoterapi, dan pembedahan yang dia lakukan gagal.
Selain itu, seorang anak di Utah bernama Landon Riddle menolak makan dan muntah beberapa kali dalam sehari, setelah melakukan kemoterapi. Keluarganya pergi ke Colorado dan membeli ganja di sana. Dalam beberapa hari, muntahnya berkurang, nafsu makannya kembali, dan dia menunjukkan tanda-tanda penyembuhan dari kankernya.
Walaupun begitu, sesungguhnya pengobatan ini masih belum bisa diterima secara luas.
Sementara, beberapa orang sudah menemukan keberhasilan dalam penggunaan ganja bersama kemoterapi.
Di Indonesia sendiri, manfaat ganja untuk penyembuhan masih menjadi perdebatan di berbagai pihak.
Advertisement