Liputan6.com, Jakarta Setelah melewati masa-masa kritis akibat hipotermia, kondisi pesulap Limbad dikabarkan membaik. Kondisi ini dia alami usai melakukan aksi mengubur diri di tengah es untuk acara di sebuah stasiun televisi.
Hipotermia merupakan keadaan darurat saat tubuh kehilangan panasnya, dan membuat suhu menjadi turun. Normalnya, tubuh memiliki suhu sekitar 98,6 Fahrenheit atau sekitar 37 derajat Celsius. Ketika mengalami hipotermia, tubuh bisa turun di bawah 35 derajat Celsius.
Advertisement
Ketika suhu tubuh menurun, jantung dan organ lain tidak bisa bekerja dengan normal. Bahkan, jika terlambat bisa menyebabkan kematian.
Namun, dikutip dari Mayo Clinic pada Senin (26/3/2018), faktor risiko hipotermia menjadi lebih tinggi bila disebabkan oleh beberapa hal berikut.
1. Kelelahan
Tingkat toleransi tubuh akan dingin berkurang ketika Anda merasa lelah.
2. Usia Tua
Kemampuan tubuh untuk mengelola suhu dan rasa dingin, bisa berkurang seiring bertambahnya usia. Beberapa orang tua akan sulit berkomunikasi ketika kedinginan, atau ketika pindah ke lokasi yang hangat dari tempat yang dingin.
3. Usia Muda
Anak-anak akan kehilangan panas lebih cepat daripada orang dewasa. Mereka juga terkadang abai pada rasa dingin karena terlalu bersenang-senang. Selain itu, mereka tidak memikirkan bagaimana pakaian yang tepat dikenakan dalam suhu dingin.
Alkohol dan Obat-Obatan
4. Orang dengan Masalah Mental
Orang yang menderita penyakit mental, demensia, atau hal lain, mungkin tidak terpikir untuk memakai pakaian untuk suhu dingin. Orang dengan demensia mungkin akan berkeliaran di sekitar rumah dan mudah tersesat. Mereka bisa saja terkena hipotermia ketika berada di suhu dingin tanpa tahu jalan kembali.
5. Alkohol dan Pemakaian Narkoba
Alkohol memang dapat membuat tubuh merasa hangat. Namun, itu menyebabkan pembuluh darah mengembang. Proses ini menyebabkan tubuh akan lebih cepat kehilangan panas.
Selain itu, penggunaan alkohol dan narkoba juga membuat Anda tidak akan berpikir tentang pakaian di suhu dingin. Jika orang mabuk atau pingsan saat cuaca dingin, ada kemungkinan dia mengalami hipotermia.
6. Kondisi Medis
Beberapa gangguan medis memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu. Contohnya seperti tiroid yang tidak aktif atau hipotiroidisme, nutrisi yang buruk atau anorexia nervosa, diabetes, stroke, cedera artritis yang parah, Parkinson, trauma, dan cedera tulang belakang.
7. Obat-obatan
Beberapa obat seperti antipsikotik obat nyeri, dan obat penenang, dapat mengubah kemampuan tubuh dalam mengatur suhu.
Advertisement