Liputan6.com, London: Masalah lingkungan yang menimpa dunia ini ternyata sangat parah. Pemanasan global, penangkapan hasil laut secara berlebihan, dan pencemaran membuat kehidupan di lautan di ambang kepunahan massal. Berdasarkan penelitian, Rabu (22/6), hal itu belum pernah terjadi sebelumya dalam jutaan tahun terakhir.
Sekarang manusia harus menyadari telah kehilangan spesies laut dan ekosistem laut secara keseluruhan, seperti terumbu karang dalam satu generasi. Kemerosotan kepunahan di laut lebih cepat dari yang diperkirakan. Jika ini terus terjadi maka penyebaran oksigen di lautan bisa menjadi rendah hingga mengakibatkan "zona mati."
"Melalui efek gabungan dari perubahan iklim, eksploitasi berlebihan, polusi dan hilangnya habitat, peristiwa kepunahan berikutnya signifikan secara global di laut," ungkap para peneliti dalam acara Program Internasional tentang Negara Samudera (ipso) di Universitas Oxford, Inggris.
Para ilmuwan kelautan terkemuka menjelaskan kepunahan massal yang terjadi di laut sama dengan kejadian lima kepunahan massal lebih dari 600 juta tahun lalu. Salah satunya adalah fenomena alam saat dinosaurus menghilang 65 juta tahun lalu, setelah asteroid menghantam.(Xinhua/ULF)
Sekarang manusia harus menyadari telah kehilangan spesies laut dan ekosistem laut secara keseluruhan, seperti terumbu karang dalam satu generasi. Kemerosotan kepunahan di laut lebih cepat dari yang diperkirakan. Jika ini terus terjadi maka penyebaran oksigen di lautan bisa menjadi rendah hingga mengakibatkan "zona mati."
"Melalui efek gabungan dari perubahan iklim, eksploitasi berlebihan, polusi dan hilangnya habitat, peristiwa kepunahan berikutnya signifikan secara global di laut," ungkap para peneliti dalam acara Program Internasional tentang Negara Samudera (ipso) di Universitas Oxford, Inggris.
Para ilmuwan kelautan terkemuka menjelaskan kepunahan massal yang terjadi di laut sama dengan kejadian lima kepunahan massal lebih dari 600 juta tahun lalu. Salah satunya adalah fenomena alam saat dinosaurus menghilang 65 juta tahun lalu, setelah asteroid menghantam.(Xinhua/ULF)