Pasokan Solar Masih Lancar bagi Nelayan di Indramayu

Pasokan solar untuk nelayan di Indramayu, Jawa Barat masih aman.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Mar 2018, 12:40 WIB
Pekerja membuat kapal nelayan di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (17/6). Sulit dan mahalnya memperoleh kayu merupakan kendala utama pembuatan kapal berkapasitas sekitar 30 grosstone tersebut. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pasokan solar untuk nelayan di Indramayu, Jawa Barat masih aman. Di wilayah ini bahan bakar minyak (BBM) tersebut tidak mengalami kelangkaan seperti yang terjadi di Padang, Sumatera Barat.

Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin mengatakan, sejauh ini belum ada laporan dari para nelayan terkait dengan kelangkaan solar. Dari pantauannya, pasokan solar masih berjalan lancar.

"Kalau di kita, sementara masih aman-aman saja terkait solar. Belum ada semacam kelangkaan, belum ada keluhan dari nelayan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (26/3/2018).

Dia menuturkan, di Indramayu ada sekitar 5.000 nelayan dan ratusan kapal baik yang tradisional maupun yang berbobot besar. Namun hingga saat ini belum ada nelayan yang mengeluhkan soal kelangkaan solar.

‎"Di Indramayu adan 14 muara, ada nelayan tradisional dan kapal besar ada sekitar 400 unit di atas 60 GT. Itu masih biasa saja, belum ada info mengenai itu (kelangkaan). Sampai ke Gebang, Subang, belum ada laporan soal kelangkaan solar. Kalau ada masalah itu, kita pasti akan dampingin untuk memperjuangkan supaya dapat solar," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Anton Leornard. Menurut dia, hingga saat ini belum ada nelayan yang melaporkan soal kelangkaan solar. Namun demikian dirinya tidak menampik soal kemungkinan terjadinya gangguan suplai solar di wilayah-wilayah tertentu.

"Belum ada keluhan ke kita. Tapi mungkin di beberapa titik mungkin ada yang suplainya terganggu," tandas dia.

 


Nelayan Tak Melaut

Nelayan merapihkan jaring di Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (15/1). Untuk mengisi waktu luang saat tidak melaut karena cuaca buruk, nelayan di kawasan tersebut menggunakan waktu mereka untuk memperbaiki jaring. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya, nelayan di Muaro Kota Padang, Sumatera Barat, mengeluh tidak bisa melaut karena pasokan bahan bakar minyak jenis Solar tersendat sejak beberapa hari terakhir.

"Kini kapal-kapal nelayan yang membutuhkan bahan bakar terpaksa merapat di Muaro Padang memunggu bahan bakar tersedia, karena sejak empat hari terakhir tidak datang," kata Ketua Kelompok Nelayan Kapal Ikan (KNKI) Muaro Padang, Anjang, seperti dikutip dari Antara, Sabtu 24 Maret 2018.

Menurut dia, kebutuhan setiap kapal itu sebanyak 800 liter untuk melaut selama dua pekan, sedangkan dalam anggota yang ada di dalam kelompok KNKI ada 12 kapal.

"Kami sudah melaporkan hal ini kepada Pertamina, Dinas Perikanan Kota Padang dan DKP Provinsi, namun belum jelas tindak lanjutnya," kata dia.

Anggota DPRD Sumatera Barat Afrizal pun meminta kepada Pertamina untuk segera segera memasok Solar sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Sumatera Barat.

"Jangan ditahan-tahan sehingga terjadi kelangkaan seperti ini," kata dia.

Afrizal mengatakan salah satu penyebab terjadinya kelangkaan Solar karena maraknya penjualan bahan bakar bersubsidi itu di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menggunakan jeriken. Akibatnya, ketersediaan menjadi berkurang.

"Apabila terjadi kelangkaan seperti ini sebaiknya stok yang ada diturunkan agar tidak mengganggu kestabilan masyarakat," katanya.

Selain itu, Pertamina harus melakukan pengawasan ketat kepada operator nakal yang menjual bahan bakar bersubsidi seperti Solar dan Premium melalui jeriken.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya