Liputan6.com, Jakarta Flu Singapura salah satu penyakit menular yang kerap membuat para orangtua deg-degan. Kondisi yang sebenarnya bernama Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM) ini rentan menyerang mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah yakni anak-anak.
Flu Singapura bukan hanya menyerang anak usia kelompok bermain dan TK atau SD. Menurut dokter spesialis anak, Junita Elvira, anak umur dua sampai tiga bulan juga bisa kena. Sehingga penting bagi orangtua mengenali gejala awal penyakit ini.
Advertisement
"Awalnya anak demam, sekitar dua sampai tiga hari. Bisa panas ringan atau panas tinggi. Setelah demam, anak jadi enggak mau makan, susah menelan, terus sering ngeces (keluar air liur). Kemudian di dalam mulutnya ditemukan bintik-bintik putih," kata Elvira saat ditemui di Jakarta Pusat pada Senin (26/3/2018).
Titik-titik putih di mulut berbeda dengan sariawan. Bila sariawan letaknya di bibir atau pipi dengan jumlah hanya satu atau dua, sementara bila Flu Singapura ada banyak titik-titik putih berdiameter satu sampai dua milimeter di area mulut yang lunak seperti dekat tenggorokan. Setelah itu anak juga mengalami ruam, bisa juga titik-titik merah di tangan, telapak tangan, dan kaki.
Agar cepat sembuh anak tetap istirahat dan mendapatkan asupan makanan bergizi. Pada umumnya penyakit Flu Singapura bisa membaik sendiri dalam waktu 7-10 hari.
Kapan perlu ke dokter?
Walau Flu Singapura bisa sembuh sendiri, tapi ada beberapa kondisi anak harus segera di bawa ke dokter seperti disampaikan Elvira.
"Kalau dia udah enggak mau makan dan minum, pipisnya berkurang," katanya.
Lalu, bila anak mengalami demam tinggi di atas 39 derajat Celcius, saat menangis tidak keluar air mata, serta diare perlu segera dilakukan intervensi medis untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Bisa ke Puskesmas, dokter, dokter spesialis anak dan dokter spesialis kulit dan kelamin.
Advertisement