Program Gede Cilik Tingkatkan Mutu Kesehatan Warga Desa Poto Tano

Sebuah Gerakan Desa Cinta Lingkungan, yaitu upaya masyarakat Sumbawa Barat dalam menciptakan perbaikan kesehatan lingkungan.

oleh Arina Aisyal diperbarui 28 Mar 2018, 10:29 WIB
Dokumentasi CISDI

 

Liputan6.com, Jakarta Melalui sebuah gerakan masyarakat yang bertajuk “Gede Cilik" (Gerakan Desa Cinta Lingkungan), masyarakat di wilayah Poto Tano, Sumbawa Barat mulai giat melakukan perbaikan kesehatan lingkungan setelah Tim Pencerah Nusantara bersama Puskesmas melakukan advokasi dan pendekatan pada masyarakat Desa, Wilayah Lawang, pada pertengahan 2017.

Kegiatan perbaikan lingkungan itu antara lain, membuang air besar di jamban yang sehat, membuang sampah pada tempatnya, meliput (lihat pungut sampah), kerja bakti rutin tiap hari Jumat, mengelola sampah dan limbah rumah tangga, mengelola air minum, dan memberantas sarang nyamuk.

Saat ini Desa Poto Tano menjadi salah satu target Desa STBM, yang menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Dengan berjalannya gerakan ini, diharapkan wilayah ini dapat mencapai derajat kesehatan lebih baik dan bebas penyakit berbasis lingkungan.


Semangat ditebarkan terus

Ilustrasi fogging (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terus kami tanamkan dan semangat terus kami tebarkan untuk memotivasi masyarakat bahwa kondisi geografis bukan menjadi alasan tidak menjaga kebersihan lingkungan.

Kualitas kesehatan dimulai dari lingkungan dengan memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan. Daerah Poto Tano merupakan daerah pesisir pantai dengan kondisi geografis yang sangat potensial untuk perkembangan vektor.

Beberapa tahun belakangan ini, banyak kasus penyakit berbasis lingkungan ditemukan di daerah ini, mulai dari diare, ISPA, Tuberculosis (TBC), bahkan Demam Berdarah Dengue (DBD). Bertahun-tahun masyarakat hidup dengan kondisi lingkungan yang kurang sehat, genangan air dipenuhi sampah yang terdapat di bawah rumah-rumah panggung pun dianggap wajar. Tak jarang genangan air ini menjadi tempat perindukan nyamuk yang merupakan hewan penyebab kematian tertinggi di dunia menurut WHO.

Masyarakat beranggapan bahwa kondisi geografis di wilayah ini tidak dapat diubah, banyaknya lagun (kolam-kolam genangan air laut) menjadi faktor utama masalah kesehatan lingkungan masyarakat.

 

Penulis: Ririh Citra Kumalasari, SKM (Tim Pencerah Nusantara Angkatan 5 Kabupaten Sumbawa Barat)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya