Liputan6.com, Jakarta - Grab resmi mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara. Akuisisi ini tidak hanya membuat pengamat bisnis geger karena Uber dianggap telah "kalah".
Di sisi lain, pengguna merasa resah. Mereka mengungkapkannya lewat jejaring sosial Twitter.
Baca Juga
Advertisement
Mengapa demikian? Ternyata ada beberapa isu yang masih simpang siur, seperti masalah persaingan harga, sampai tentang saldo mereka.
Berikut beberapa cuitan warganet mengenai akuisisi Grab terhadap Uber.
1. Saldo Masih Banyak
Warganet ini bingung akibat saldonya di kredit Uber masih Rp 200 ribu. Akun bernama @tiaratsalsa pun tidak tahu bagaimana cara menghabiskan saldo yang ia miliki.
2. Belum Ada Kejelasan
Akun @nohimitsuwar melemparkan pertanyaan mengenai kredit dari Uber Gift yang ia miliki. Ia ingin mengetahui apakah kelak saldonya masih bisa dipakai dengan Grab.
3. Belum Ada Kepastian
Sampai saat ini belum banyak pengguna yang mengetahui seluk-beluk penggabungan Uber dan Grab. Wajar saja apabila pengguna bertanya-tanya.
Akankah Persaingan Harga Tetap Sehat?
Ada pula warganet yang mempertanyakan persaingan harga dalam lingkup transportasi online.
4. Masalah Diskon
Uber pun dikenal suka memberikan diskon yang membantu para pelanggan.
Gabungan Grab dan Uber membuat warganet ini mempertanyakan kehadiran diskon yang sering diberikan Uber.
5. Persaingan Harga
Saat harga salah satu transportasi online sedang naik, maka pengguna tinggal mengecek aplikasi saingan untuk mendapat harga yang lebih pas.
Dengan bergabungnya Uber dan Grab, warganet pun penasaran dan khawatir mengenai masalah biaya.
6. Butuh Restu Warganet
Kemungkinan bila tidak segera ada klarifikasi komprehensif mengenai hal-hal terkait Uber dan Grab, maka tak aneh warganet agar terus menerus bertanya.
Advertisement
Menyaingi Gojek?
7. Berkolaborasi untuk Melawan Gojek?
Dengan adanya akusisi ini, maka gojek pun menjadi pesaing tunggal Grab dalam menguasai transportasi online Indonesia.
8. Pertarungan Selesai
Oleh beberapa kalangan di media internasional, hal ini dilihat sebagai "kekalahan" Uber di Asia Tenggara. Walau Uber menguasai transportasi online di Amerika Serikat (AS), tapi mereka kerap menemui saingan kuat di luar AS.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: