Sociopreneur RI Raih Penghargaan ASEAN Social Impact Awards di Singapura

Wakil dari Indonesia itu adalah Tri Mumpuni berhasil menyabet juara utama ASEAN Social Impact Awards 2018.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 26 Mar 2018, 21:00 WIB
Empat sociopreneur Indonesia terpilih sebagai finalis di penghargaan Asia Social Impact Awards 2018.

Liputan6.com, Singapura - Fakultas Seni dan Ilmu Kemasyarakatan Universitas Nasional Singapura (NUS) bersama dengan Ee Peng Liang Memorial Fund, Asia Philanthropy Circle (APC) dan Ashoka Innovators for the Public menggelar ASEAN Social Impact Awards 2018.

Acara tersebut dimaksudkan untuk memberi penghargaan bagi sociopreneur yang berhasil menggerakkan dan memberdayakan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Adapun wakil dari Indonesia, Filipina dan Thailand yang terpilih karena berhasil memberikan dampak positif yang besar secara sosial dan ekonomi di negaranya masing-masing.

Wakil dari Indonesia itu adalah Tri Mumpuni. Wanita yang akrab disapa--Tri itu adalah Pendiri Insitut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) didaulat. Dia bahkan berhasil menyabet juara utama ASEAN Social Impact Awards 2018 yang berlangsung di Singapura, pada Rabu (21/3/2018).

Tri terpilih karena keberhasilannya memberikan akses listrik dan pengembangan ekonomi untuk desa-desa terpencil di Indonesia. Ia bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun pembangkit listrik tenaga hydro dan melatih penduduk untuk dapat mengoperasikan pembangkit listrik tersebut. Atas usahanya ini, dia mendapatkan hadiah sebesar 50 ribu dolar Singapura atau setara dengan lebih dari Rp 500 juta.

Hadiah yang didapatnya ingin ia gunakan untuk membantu mengembangkan upayanya memberikan kehidupan yang lebih layak bagi masyarakat terpencil.

“Keberadaan penghargaan ini membuat saya sadar bahwa untuk memperbaiki kondisi ketimpangan antara si miskin dan si kaya menjadi tidak begitu sulit karena masyarakat filantopi seperti APC Singapura dan APC Indonesia ikut terlibat di dalamnya. Berbagi tidak harus selalu berbentuk materi, namun energi, tenaga dan ketulusan hati, sehingga pegiat pemberdayaan merasa mendapat banyak teman yang ingin sama sama memperbaiki dunia yang penuh ketimpangan ini,” kata Tri.

“Apalagi dengan kehadiran APC Indonesia yang dikomandoi oleh Victor Hartono didukung oleh Arief TP Rahmat, Belinda dan generasi muda ‘richest’ lainnya telah memberikan semangat baru dalam pengentasan kemiskinan. Saya yakin dukungan mereka secara signifikan akan membuat usaha meningkatkan kemakmuran kaum marjinal yang selama ini saya lakukan akan berdampak lebih besar,” lanjutnya.

Adapun penghargaan kedua diberikan kepada Cherrie Atilano, pendiri AGREA Agricultural Systems International Inc. dari Filipina sebagai runner up.

Apresiasi tersebut diberikan karena usaha Cherrie Atilano dalam meningkatkan akses ke skema keuangan, teknologi dan informasi bagi petani. Ia juga memberikan pelatihan bagi para petani untuk menjaga lingkungan dan memastikan mata pencaharian mereka dapat berkembang dan berkelanjutan.

Penghargaan sebagai runner up juga diberikan kepada Somsak Boonkam, pendiri Local Alike dari Thailand. Penghargaan itu diberikan karena usaha Somsak dalam meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Ia menggunakan ini sebagai jalan masuk untuk menyelesaikan masalah sosial, menjaga budaya lokal dan menambah penghasilan bagi masyarakat. Baik Cherrie dan Somsak mendapatkan hadiah sebesar 25 ribu dolar Singapura untuk membantu upaya mereka dalam proyeknya masing-masing.

 

 

 


Selanjutnya

Tri Mumpuni Terpillih sebagai pemenang utama dalam Asia Social Impact Awards 2018

Sebelumnya, ada 160 pendaftar yang diterima oleh pihak penyelenggara. Untuk bisa menjadi kandidat penghargaan tersebut perlu memenuhi tiga kriteria, yaitu memiliki tujuan untuk membantu masyarakat dengan masalah sosial di ASEAN, memiliki dampak sosial yang dapat dibuktikan, dan sudah beroperasi secara konsisten minimal tiga tahun terakhir.

Penghargaan yang digelar untuk pertama kalinya ini terinspirasi oleh semangat berbagi yang ditunjukkan oleh Dr Ee Peng Liang yang sering disebut sebagai “Bapak Kegiatan Amal” (Father of Charity) Singapura.

Tujuan jangka panjang dari penghargaan ini adalah untuk menciptakan ekosistem bagi agen perubahan sosial yang dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tantangan dengan mengedepankan semangat wirausaha untuk membangun masyarakat yang produktif dan saling terkoneksi.

Stanley Tan, Ketua Komite ASEAN Social Impact Awards dan APC mengatakan, “Pengusaha sosial seringkali dilupakan oleh para pembuat keputusan, khususnya para filantropis dan instansi pemerintah. Kami sangat berharap penghargaan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengusaha sosial dan membangun jembatan kolaborasi. Mereka memegang kunci ke perubahan sosial, untuk itu kami akan terus berkomitmen dan mendukung penghargaan ini di tahun-tahun yang akan datang."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya