Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka tergelincir pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan harga minyak karena investor menjalankan aksi ambil untung usia reli panjang yang telah dicetak pada pekan lalu.
Mengutip Reuters, Selasa (27/3/2018), harga minyak mentah berjangka Brent merosot 33 sen, atau 0,5 persen dan menetap di USD 70,12 per barel.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS, kehilangan setengah persen atau 33 sen ke angka USD 65,55 per barel.
Pada pekan lalu, Brent naik 6,4 persen dan WTI naik 5,7 persen, kenaikan mingguan terkuat sejak Juli 2017.
"Saya melihat bearish di sini. Usai menguat cukup tajam pada pekan lalu, harga minyak tertekan karena aksi ambil untung di awal pekan ini," jelas analis Mizuho, New York, AS, Bob Yawger.
Faktor Pendorong
Ada beberapa sentimen yang mendorong harga minyak menguat pada pekan lalu. Pertama adalah pernyataan dari Menteri Energi Arab Saudi yang menyatakan bahwa organisasi pengekspor minyak (OPEC) dan negara lain yang menjadi sekutu akan memperpanjang pemotongan pasokan.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada Reuters bahwa pembatasan yang ditetapkan pada Januari 2017, akan terus berlanjut hingga 2019 untuk mengurangi persediaan global.
Sentimen lainnya adalah pelemahan dolar AS, serta ketegangan antara Iran dan Arab Saudi yang memicu kekhawatiran pasokan minyak di Timur Tengah yang sudah dibatasi sesuai perjanjian di OPEC.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement