Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Selandia Baru meminta seorang wanita untuk berhubungan seks dengannya. Hal ini dia lakukan karena, katanya, dia dipaksa minum racun dan akan mati dalam 48 jam.
Advertisement
Tapi hal itu hanyalah kebohongan. Pria 24 tahun itu bersalah atas tuduhan pelecehan seksual dan ancaman penyerangan di Pengadilan Distrik Rorotua, Selandia Baru.
Dilansir dari New York Post, Rabu (27/3/2018), menurut laporan polisi, pria yang tidak diketahui namanya itu muncul di rumah korban dengan wajah memerah sambil membungkuk dan memegang tulang rusuknya.
Dia menceritakan bahwa baru saja dipukuli dan dipaksa minum racun dari sebuah botol. Pria itu mengatakan bahwa tidak ada obat penawar dan pelakunya telah pergi ke luar negeri.
New Zealand Herald menuliskan, pria tersebut menceritakan bahwa dia akan mati dalam 48 jam jika racunnya tidak keluar.
Korban menyarankan pria itu harus berlari agar keringatnya keluar. Namun, pria itu meminta berkeringat dengan cara berhubungan seks.
Tidak hanya itu, wanita itu kemudian menerima beberapa surel tidak dikenal yang membenarkan kisah pria itu.
Surel tersebut meminta wanita itu untuk melakukan tindakan seksual pada pria itu sebanyak empat kali, lalu melakukan hubungan seks dengannya selama tiga kali dalam 48 jam, agar sang pria bisa bertahan hidup.
Simak juga video menarik berikut ini:
Diancam Sebar Foto Bugil
Korban dijanjikan sebuah mobil dan sejumlah besar uang sebagai imbalan untuk bantuannya tadi. Namun, dia juga menerima pesan bahwa orang-orang di sekitarnya akan terluka, serta foto-foto setengah telanjangnya akan dipasang di internet, jika dia tidak mau berhubungan seks dengan pria tadi.
Setelah ditelusuri, pesan itu berasal dari pria itu sendiri.
Polisi mengatakan, wanita itu setuju karena dia percaya bahwa nyawa pria tersebut sedang dalam bahaya.
Ketika wanita itu menunjukkan surelnya pada pelaku, dia menyangkal tidak tahu apa-apa. Pria itu kemudian mencengkram lengan korban, menarik dan menjatuhkannya.
Perempuan itu menceritakan kejadian buruk tersebut pada temannya, yang mendorongnya melapor ke polisi.
Advertisement