3 Syarat agar Konsumen Mau Membeli Mobil secara Online

Seperti membeli smartphone melalui toko daring, membeli mobil secara daring juga memungkinkan.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 27 Mar 2018, 12:53 WIB
Skema ganjil-genap di Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur mendongkrak penjualan mobil bekas di wilayah Jabodetabek. (Septian/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Penelitian terbaru dari Google bersama TNS menunjukkan internet berperan banyak bagi calon pembeli mobil. Berdasarkan penelitian tersebut, 3 dari 4 orang membutuhkan waktu 2 bulan untuk memutuskan membeli mobil.

Menariknya, berdasarkan data yang diambil dari 506 responden, selama tahun 2017, 63 persen responden menunjukkan ketertarikan untuk membeli secara online. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun 2016 yang hanya menunjukkan 49 persen.

Yudistira Adi Nugroho, Industry Analyst Google Indonesia, mengungkapkan setidaknya ada 3 faktor untuk meningkatkan konsumen membeli mobil secara online.

"Pertama adalah website yang seamless, di mana konsumen merasa nyaman saat menggunakannya. Kedua adalah rasa aman, karena konsumen akan membeli sebuah mobil yang berharga mahal. Dan yang terakhir transparan, misalkan konsumen dapat informasi terbaru seputar promo," ungkapnya kepada wartawan di Plaza Senayan, Selasa (27/3/2018).

Selain itu, penelitian tersebut menunjukkan 98 persen pengguna internet yang ingin membeli mobil mulai membandingkan mobil di search engine Google. Sementara 59 persen konsumen menonton video terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli mobil. Sebanyak 82 persen konsumen mengatakan video dapat memperkuat keputusan konsumen untuk membeli mobil.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Mau Beli Sedan Eks Taksi, Simak Tipsnya

Saat memutuskan membeli mobil bekas, biasanya pilihan jatuh kepada bekas pengguna atau bekas armada taksi. Untuk armada taksi, model yang ditawarkan biasanya adalah sedan, dan yang cukup populer adalah sedan yang dijual Blue Bird.

Perusahaan jasa ini setiap satu periode sekali mengganti mobilnya dengan yang baru, sementara yang bekas dijual dengan kondisi sudah siap pakai.

"Kalau berbincang dengan tamu dan pemakai, mereka membeli Vios, kondisinya baik-baik saja. Sembilan bulan, setahun lebih masih oke-oke saja. Tapi kan lama-lama turun juga," kata Agus Suharto, Kepala Bengkel Blue Bird Marga Mulya.

Problem bunyi di kaki mungkin jadi soal pertama yang muncul. Harga suku cadangnya mungkin terbilang murah. Namun, jangan diabaikan.

"Misalnya bunyi-bunyi awalnya dari yang murah, ah paling karet-karet. Akhirnya yang tadinya karet jadi kena balljoint-nya. Kena shockbreaker-nya. Akhirnya tambah lama, biaya tambah membengkak," kata dia.


Selanjutnya

Ia juga berpesan agar pembeli memastikan olinya, baik secara jumlah maupun kualitasnya. Lalu, air radiator juga harus cukup, tidak ada kebocoran.

"Bagaimana caranya? Tiap hari kita harus cek. Hari ini berapa, besok ada pengurangan apa enggak. Ketika ada pengurangan, ya itu mulai dicurigai, apakah ada kebocoran. Kalau memang mobil ditaruh di garasi, kelihatan tetes-tetesannya, baik tetesan air maupun tetesan oli," kata dia.

Kalaupun ada masalah, pastikan pemilik kendaraan itu peduli. Jangan memaksakan sampai rusaknya parah. Jadi ketika kita mengetahui sudah ada gejala-gejala rusak, segera perbaiki.

"Soalnya, kendaraan ini kan merupakan suatu sistem, jadi kalau rusak sedikit, dia akan merembet. Contoh, gara-gara oli netes, mesin bunyi, klep bengkok,"

Lalu karena sekarang lebih high tech, perhatikan pula indikator check engine. Jika menyala tetapi terasa tidak berdampak langsung, tetap harus segera cek ke bengkel terdekat.

"Zaman sekarang kan mobil berdasarkan sensor semua. Jadi kita perlu alat bantu untuk cek sensor yang rusak yang mana, atau kinerja sudah mulai turun. Makin canggih, cek makin bergantung alat bantu," tambah Agus.

Reporter : Nazarrudin Ray

Sumber : Otosia.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya