Liputan6.com, Sibolga – Tingginya intensitas hujan yang mengguyur Kota Sibolga, Sumatera Utara, pada Senin, 26 Maret 2018, menyebabkan bencana longsor di sejumlah lokasi hingga menelan korban jiwa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sibolga Juangon Daulay mengatakan, seorang wanita hamil di Kampung Baru, Lingkungan VII, Kelurahan Aek Manis, Sibolga, meninggal dunia tertimbun longsor.
"Kejadiannya tadi malam. Korban tewas sedang mengandung tujuh bulan," kata Juangon, Selasa (27/3/2018).
Baca Juga
Advertisement
Korban tewas bernama Linda. Saat longsor terjadi, wanita berusia 32 tahun itu sedang menonton televisi bersama dua orang anaknya di dalam di rumah. Korban tewas tidak hanya Linda, anaknya bernama Citra Pane juga meninggal dunia.
"Satu orang anaknya bernama Audi Pane berhasil selamat, namun mengalami luka parah. Mereka tertimpa dinding dan material longsor," katanya.
Juangon mengungkapkan, saat ini korban luka sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Sementara, ibu hamil dan anaknya disemayamkan di rumah kerabatnya. Selain korban tewas, longsor yang terjadi pukul 19.30 WIB juga menimbun empat rumah warga.
"Kalau saat ini kondisi cuaca di Sibolga cerah. Kita segera evakuasi rumah yang tertimbun longsor. Sebanyak 45 personel BPBD dibantu aparat kepolisian dan TNI sudah di lapangan," kata Juangon menandaskan.
Longsor di Bangli
Longsor juga terjadi di Dusun Cingan, Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Bali. Akibat bencana itu, empat pekerja perbaikan irigasi dan pemasangan pipa transmisi PDAM Bangli terluka pada Senin, 26 Maret 2018, sekitar pukul 12.00 Wita. Tim reaksi cepat BPBD Bangli juga langsung terjun ke lapangan membantu evakuasi setelah mendapatkan laporan kejadian longsor ini.
"Keempat pekerja PDAM Bangli yang menjadi korban tanah longsor adalah Nyoman Ariawan (28), I Putu Karang (29), I Nengah Budiarsa (45), dan I Nyoman Mulih (49), mengalami luka akibat tanah longsor. Mereka kini sudah mendapatkan perawatan medis di RSUD Bangli," kata AKP Sulhadi, Humas Polres Bangli, dilansir Antara.
Sulhadi menerangkan insiden bermula saat para korban sedang beristirahat sehabis memperbaiki saluran irigasi tukad Melangit dan pemasangan pipa transmisi Gamongan. Mereka duduk di tepi sungai bersama temannya sesama tenaga harian PDAM Bangli berjumlah kurang lebih 25 orang.
Sebelum longsor menimpa mereka, sudah terlihat tanda-tanda bencana akan terjadi, seperti jatuhnya sebongkah tanah di atas tebing sebelah timur dengan ketinggian kurang lebih 50 meter.
"Seketika korban dan teman-teman menyelamatkan diri dengan cara lari menaiki tebing ke atas barat, sedangkan empat orang terkena longsoran mengingat korban posisinya paling belakang dari teman temannya sehingga korban mengalami luka-luka," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement