Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VII DPR Satya Widya Yudha memberi catatan khusus seiring rencana penghentian penjualan Premium, selama penyelenggaraan Asian Games dan pertemuan tahunan Badan Moneter International (IMF) - Bank Dunia 2018.
Satya mengatakan, penghentian penjualan Premium bisa dilakukan. Namun, pemerintah harus menetapkan bahan bakar minyak (BBM) pengganti dengan harga yang ditetapkan pemerintah.
Advertisement
"Kalau mau Premium dihilangkan, silakan saja, tapi tugas negara mengatur harga salah satu BBM penggantinya," kata Satya, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Menurut Satya, salah satu jenis BBM harganya harus diatur pemerintah, meski kualitasnya jauh lebih baik. Hal tersebut sesuai amanat konstitusi, di mana tidak semua penetapan harga BBM mengacu mekanisme pasar.
"Jadi enggak boleh dilepas harga pasar. Saran saya kalau Premium dihapus diganti Pertalite, tapi diatur harganya pemerintah," ucap Satya.
Satya menduga, surat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dilayangkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait penyaluran BBM berstandar Euro 4 saat penyelenggaraan Asian Games dan pertemuan tahunan Badan Moneter International (IMF) - Bank Dunia 2018 sebagai implementasi komitmen pemerintah dalam meredam emisi karbon.
"Itu untuk menunjukkan dunia terhadap pemenuhan, kita dukung saja itu untuk melayani Asian Games, itu menujukkan ke dunia implementasi Paris Agreement. Satu item mengurangi emisi karbon itu bisa dilakukan dengan memperbaiki kualitas bahan bakar," dia menandaskan.
Tak Jual Premium Saat Asian Games, Pertamina Impor BBM Euro 4
PT Pertamina (Persero) mulai mengimpor BBM dengan standar Euro 4. Hal ini untuk mendukung pelaksanaan Asian Games pada Agustus 2018 dan pertemuan International Moneter Fund (IMF)-World Bank pada Oktober 2018.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, berdasarkan surat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), penyaluran Premium tidak dilakukan di wilayah yang menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games dan pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018.
Baca Juga
Alasannya, BBM yang digunakan harus standar Euro 4 untuk menjaga kualitas udara.
"Tidak ada (penyaluran BBM Premium saat Asian Games), kan ada suratnya dari KLHK," kata Adiatma di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (26/3/2018).
Menurut Adiatma, untuk memenuhi ketentuan dalam surat KLHK tersebut, maka Pertamina mengimpor BBM dengan standar Euro 4. Namun, dia belum bisa menyebutkan volume impornya.
"Tapi sebagian kami masih ada impor juga, aku enggak pegang angkanya," ucap Adiatma.
Selain dari impor, BBM standar Euro 4 dipasok dari fasilitas pengolahan minyak (kilang) Pertamina yang sudah menghasilkan BBM dengan standar Euro 4, yaitu kilang Balongan Indramayu, Jawa Barat. Kilang tersebut memproduksi BBM jenis Pertamax Turbo dengan Kadar RON 98.
Lebih jauh katanya, kilang pasokan BBM standar Euro 4 juga akan dipasok dari kilang Langit Biru Cilacap, yang akan beroperasi optimal akhir 2018. Kilang tersebut menghasilkan BBM dengan RON 92 sebanyak 91 ribu barel per hari.
"(Kilang) Cilacap sudah bisa produksi, Balongan juga BBM standar Euro 4 itu terlihat dari sulfurnya," tandas Adiatma.
Advertisement