Liputan6.com, Jakarta Ban merupakan komponen penting pada sebuah mobil. Karena ban merupakan satu-satunya penghubung antara mobil dengan aspal, dengan tapak hanya sebesar kartu nama untuk setiap roda. Ban juga berperan penting untuk mengoptimalkan tenaga yang disalurkan dari mesin. Lantas bagaimana perawatannya?
"Paling penting itu tekanan angin. Saya sarankan paling lambat 2 minggu sekali diperiksa," jelas Eddy Thandian selaku pemilik AutoPlus.
Baca Juga
Advertisement
Penggunaan gas nitrogen juga menjadi salah satu cara untuk merawat ban agar tetap prima. Soalnya mengisi ban dengan gas nitrogen memiliki banyak keuntungan. Tak hanya membuat ban tetap dingin meski terus bergesekan dengan jalan, nitrogen juga mencegah korosi akibat minimnya kelembapan internal.
Perawatan selanjutnya adalah melakukan rotasi ban dan balancing dengan interval jarak 5 ribu kilometer. Perlakuan ini tak hanya bertujuan menjaga keseimbangan permukaan ban, namun juga performa agar tetap prima.
"Tiap 10 ribu kilometer sebaiknya lakukan spooring. Tapi itu kalau kondisi tidak ada keluhan ya. Karena penggunaan ban dan kondisi jalan kan berbeda-beda. Kalau ada keluhan bisa lebih cepat dari itu," tutup Eddy.
Sumber : Otosia.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dinding Ban Hancur Bukan karena Air Keras, tapi...
Beberapa hari ini, ramai beredar informasi melalui broadcast di grup-grup aplikasi percakapan, terkait modus air keras yang ditaruh di botol plastik. Ketika botol tersebut dilindas mobil, ban akan rusak karena terkena air keras.
BACA JUGA
Dalam foto yang juga tersebar di broadcast tersebut, kerusakan ban akibat air keras itu cukup parah, dengan dinding ban yang pecah dan hancur.
Lalu, benarkah air keras bisa membuat kerusakan parah di ban?
Dijelaskan Zulpata Zaenal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Tire Indonesia, air keras memang bisa merusak ban, tetapi hanya bagian yang terkena air kerasnya saja. Namun, jika melihat gambar yang tersebar, dinding ban memang rusak, tapi tapak ban masih mulus.
"Kalau lihat kerusakan, itu bukan karena cairan kimia. Kalau kerusakan ban tersebut, istilahnya bleedingCBU (Cord Broken Up), karena ban dijalankan terus-menerus dalam keadaan kurang angin," jelas Zulpata ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (17/10/2017).
Lanjut pria ramah ini, ketika tekanan angin di ban kurang dan tetap jalan, maka dinding ban bakal kelelahan. Akibatnya, karet hangus dan benang ban bakal putus.
"Kalau misalkan ada botol diisi dengan air keras, pasti telapaknya juga kena, dan di gambar tapaknya sangat mulus. Air keras juga tidak bisa ditaruh di botol plastik biasa, harus botol kaca atau botol plastik khusus," tegasnya.
Advertisement