Unek-Unek Sopir Uber Terkait Akuisisi Grab

Sekitar dua minggu ke depan, aplikasi Uber dipastikan akan bubar. Para pengemudi pun merasakan imbasnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Mar 2018, 16:48 WIB
Ribuan pengemudi ojek online melakukan konvoi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (27/3). Mereka bergerak dari IRTI Monas menuju seberang Istana Merdeka untuk menuntut Pemerintah melakukan rasionalisasi tarif. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Akuisisi Uber oleh Grab mengejutkan banyak pihak, mulai dari pengamat bisnis sampai para pelanggan yang kebingungan mengenai kepastian promo dan saldo.

Aplikasi Uber juga akan tutup di Asia Tenggara, dan para sopir di perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu mendapat kesempatan untuk bergabung ke Grab.

Ternyata, tidak semua sopir Uber siap untuk bergabung dengan perusahaan transportasi online asal Singapura itu.

Tim Tekno Liputan6.com mengumpulkan informasi dari beberapa pengemudi Uber di lapangan. Saat diajak berbincang mengenai akuisisi Grab, para sopir ternyata belum sepenuhnya yakin untuk pindah.

"Grab saingannya banyak," ujar Agus, salah satu pengemudi. Ia juga sempat membandingkan tarif dengan Go-Jek yang lebih tinggi.

Ia juga belum sepenuhnya memberikan keputusan mengenai kepindahannya ke Grab.

"Belum ada keputusan, lihat nanti dua minggu lagi," Agus menambahkan.

Ketika ditanya tentang ada atau tidaknya instruksi yang mewajibkan para pengemudi pindah ke Grab, ia mengaku tidak ada hal demikian, dan semuanya terserah keputusan masing-masing.

Sementara pengemudi lain, Adit, terang-terangan memilih pindah ke Go-Jek. "Mending pindah Go-Jek," ucapnya.

Salah satu alasannya, sama dengan Agus, di mana persaingan sopir di Grab terlalu banyak.

Ada juga pengemudi yang mau ikut ke Grab, meski begitu ia berkata bahwa pengalaman di Uber memang lebih enak.

"Enakan Uber, karena lebih cepat, dan saingan sedikit," tutur Yoga.

Ia pun memberi perbandingan 1:3 antara Grab dan Uber. "Istilahnya, Grab baru dapat satu, kita (Uber) sudah dapat tiga," ucapnya.


Kekalahan Uber

Ilustrasi aplikasi terbaru Uber (Sumber: Uber)

CEO Uber Dara Khosroshahi akhirnya angkat bicara soal akuisisi Grab terhadap layanan operasional Uber di Asia Tenggara.

Orang nomor satu di Uber tersebut menegaskan tak akan menjual akuisisi unit bisnis Uber di pasar global. Walau demikian, bukan berarti kejadian yang sama akan terjadi lagi di waktu mendatang.

Hengkangnya Uber dari wilayah Asia Tenggara menandakan layanan ride-sharing tersebut sudah tiga kali "bertekuk lutut" dengan menyerahkan unit bisnisnya ke layanan kompetitor di pasar global.

Untuk diketahui, sebelum menjual layanan operasionalnya di Asia Tenggara ke Grab, Uber juga sempat melakukan hal serupa kepada kompetitornya, Didi Chuxing, di Tiongkok dan Yandex di Rusia.

Dengan demikian, Dara berujar, aksi korporasi tersebut akan menjadi yang terakhir. Ia juga menegaskan, selama masih memimpin Uber, dirinya tak akan lagi mengulangi kejadian serupa.

"Wajar saja jika kalian bertanya, konsolidasi dan strategi apa yang cocok untuk dilakukan sekarang ini, seperti di Tiongkok, Rusia, dan Asia Tenggara. Yang pasti, selama saya memimpin Uber, kejadian tersebut tak akan terulang lagi," ujar Dara seperti dikutip Tech Crunch.

Perlu diketahui, akuisisi layanan Uber di Tiongkok dan Rusia berlangsung kala perusahaan tersebut masih di bawah pimpinan Travis Kalanick.

Dara juga mengatakan, ia berkeinginan untuk mengembangkan bisnis perusahaan dengan membangun produk, layanan, dan teknologi terbaik. Ia berharap, layanan Uber akan terus tumbuh seiring berjalannya waktu.


Cara Beralih dari Uber ke Grab

Ilustrasi Driver Grab dengan Helm Baru (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Uber akan melakukan transisi layanannya ke aplikasi Grab secara utuh pada Minggu (8/4/2018). Kendati demikian, konsumen tetap dapat menggunakan aplikasi Uber di lebih dari 80 negara lain di seluruh dunia.

Sebagai catatan, konsumen di Asia Tenggara masih tetap bisa menggunakan layanan Uber dengan normal sampai 8 April 2018.

"Uber dan Grab akan menyatukan kegiatan operasi kami untuk memberikan Anda tahapan selanjutnya dari pelayanan bersama di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami akan melakukan transisi pelayanan secara resmi dalam aplikasi Grab pada 8 April 2018," tulis Uber dalam keterangan resminya.

Konsumen Uber di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, disarankan untuk segera beralih menggunakan aplikasi Grab agar tetap bisa menikmati layanan ride-sharing. Berikut tahapannya:

1. Mengunduh aplikasi Grab yang ada di toko aplikasi

2. Membuat akun

3. Bagi penumpang baru Grab, masukkan kode promo GRAB4W dan nikmati perjalanan Grab pertama kalian.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya