Liputan6.com, Medan - Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagub Sumut) Djarot Saiful Hidayat menilai, Provinsi Sumatera Utara membutuhkan keteladanan dalam kepemimpinan agar program pembangunan yang dijalankan mendapatkan dukungan dan partisipasi tinggi dari berbagai lapisan masyarakat.
Hal itu disampaikan Djarot dalam pertemuan dengan pengurus dan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumut di Medan pada Senin 26 Maret 2018 lalu. Djarot Saiful Hidayat menilai, keteladanan sangat dibutuhkan untuk membangkitkan respons masyarakat dalam pembangunan, termasuk dalam pesta demokrasi.
Advertisement
"Kondisi yang tidak menggembirakan bagi Sumut dalam 10 tahun terakhir menyebabkan respons dari masyarakat sangat rendah, termasuk dalam perpolitikan. Karena itu tidak heran, Pilkada di Sumut tingkat partisipasinya rendah. Itu cara masyarakat menghukum dengan tidak memilih," ujar Djarot seperti dilansir Antara, Rabu (28/3/2018).
Faktor ingin mewujudkan kepemimpinan yang memberikan keteladanan tersebut diakui Djarot sebagai alasan kuat untuk bersedia mengikuti pemilihan gubernur di Sumut.
Dengan pola tersebut, diharapkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Sumut akan meningkat sehingga keberhasilannya dapat dinikmati masyarakat.
"Maaf, dalam 10 tahun ini Sumut tidak mengalami kemajuan, jalan di tempat," kata Djarot Saiful Hidayat yang berpasangan dengan Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara Sihar Sitorus itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Djarot Bahagia Melihat Sumut
Djarot pun kini mengaku bahagia dengan melihat munculnya semangat dan gairah politik masyarakat Sumut setelah dirinya maju menjadi Calon Gubernur.
"Sekarang muncul organisasi relawan yang mencapai ratusan. Siapa yang menggerakkan mereka? Itu karena mereka butuh perubahan," kata dia.
Dengan bercanda, Djarot mengaku sempat berdialog dengan masyarakat karena menganggapnya turun kelas dengan mengikuti Pilkada Sumut setelah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Namun dengan motivasi untuk mengabdi dan memajukan Sumut, cagub yang pernah menjadi Wali Kota Blitar selama dua periode itu berhasil meyakinkan masyarakat bahwa keikusertaannya dalam pilkada Sumut lebih pada tujuan untuk pengabdian.
"Kalau untuk mengabdi, tidak mengenal level atau tingkatan," kata Djarot.
Advertisement