Liputan6.com, New York - Setelah merinci ulang struktur dan distribusi ruang pada tubuh manusia, sekelompok ilmuwan berhasil menemukan sebuah organ baru, yang kemungkinan berukuran paling besar (meski tidak semua ahli setuju).
Organ baru itu disebut sebagai interstitium, yakni penamaan untuk ruang-ruang luas berisi cairan yang berada di dalam dan seluruh jaringan tisu manusia. Demikian dilansir dari Time.com, Rabu (28/3/2018).
Dalam sebuah hasil studi yang diterbitkan jurnal Scientific Reports, tim peneliti dari Universitas New York, menggambarkan interstitium sebagai ruang yang berisi cairan yang terletak di bawah kulit, dan juga berada di lapisan terluar usus, paru-paru, pembuluh darah, dan otot.
Baca Juga
Advertisement
Organ yang berbentuk layakanya plastik gelembung itu hanya bisa terlihat ketika ahli patologi menggunakan laser endoskopi baru, yang disebut laser endomikroskopi konfokal. Laser ini memungkinkan untuk melihat jaringan mikroskopis pada tubuh manusia.
Sebagian besar penelitian tentang jaringan tisu kerap melewatkan interstitium, karena organ ini bergantung pada biopsi jaringan, yang kemudian dikeringkan dan diteliti di bidang mikroskop. Di sinilah, peneliti selalu mengira bahwa contoh kering tersebut tidak memiliki cairan.
Akan tetapi, ketika laser endoskopi digunakan untuk mengangkat pankreas dan saluran empedu pada puluhan pasien kanker, ruang "ganjil" ini menjadi kian terlihat jelas.
Dalam studi ini, para peneliti berkeyakinan bahwa interstitium bermanafat untuk mendukung kinerja sel tertentu, serta perumahan sel-sel induk yang cepat memperbaiki jaringan rusak.
Organ baru ini juga dapat berperan sebagai pengirim sinyal-sinyal listrik, ketika sel-sel tubuh bergerak dan meregang.
Simak video tentang Daeyan, bocah 7 tahun pendonor tiga organ tubuh berikut.
Menjelaskan tentang Potensi Penyembuhan Kanker Ganas
Karena organ baru ini berupa ruang-ruang yang membentuk jaringan, seperti halnya jalan raya, dapat menjelaskan mengapa beberapa kanker -- jika menyerang ruang ini -- menyebar lebih cepat daripada yang lain.
Menurut Dr Neil Theise, ahli patologi yang memimpin studi terkait, menjelaskan bahwa ketika sel-sel kanker melepaskan diri dari tumor, mereka dapat melakukan perjalanan ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah atau sistem getah bening.
Karena ruang interstitium mungkin bertindak sebagai saluran, "Ini meningkatkan kemungkinan bahwa pengambilan langsung cairan interstitial bisa menjadi sumber diagnostik," jelas Dr Theise.
Interstitium dapat mengubah cara dokter berpikir tentang, tidak hanya risiko kanker, tetapi juga potensi baruk terserang penyakit yang menyerang fungsi dalam tubuh.
Interstitium merupakan jaringan di sekitar arteri yang akan "diperas" setiap kali jantung berdetak. Organ ini juga akan terperas ketika kandung kemih mengeluarkan urine.
Selain itu, interstitium juga merupakan ruang yang menjadi area tusuk jarum akupunktur, yang menurut Dr Theise, mungkin memiliki petunjuk bagaimana pendekatan pengobatan komplementer dapat berdampak pada tubuh.
"Penemuan ini sangat menarik karena kami telah mendefinisikan mikroanatomi baru, dan telah meletakkan dasar untuk bagaimana (hal) ini dapat mulai menjelaskan penyebaran kanker, peradangan dan jaringan parut dari jaringan ikat. Penemuan ini akan membuka jalur penelitian baru untuk peradangan dan perkembangan kanker," kata Dr Petros Constantinos Benias, penulis utama penelitian ini, yang juga adalah seorang anggota Institut Feinstein, dan asisten profesor di Sekolah Kedokteran Donald and Barbara Zucker di Hofstra/Northwell Health.
"Kami optimistis bahwa dengan apa yang kami pelajari, kami akan segera dapat mempelajari dan menargetkan ruang interstisial untuk diagnosis penyakit dan mungkin untuk perawatan personal yang baru," pungkasnya.
Advertisement