Liputan6.com, Jakarta Industri tembakau Indonesia maupun internasional terus menerus mengalami tekanan yang berakibat pada penurunan permintaan produk industri hasil tembakau (IHT). Hal ini juga dinilai berdampak langsung kepada kesejahteraan para petani.
Namun Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Petani Tembakau Internasional atau The International Tobacco Growers Association (ITGA) Antonio Abrunhosa mengatakan, tantangan di sektor tembakau justru memicu petani untuk menghasilkan tembakau yang berkualitas dan berkelanjutan.
Advertisement
Dia menyatakan, para petani tembakau, baik di Indonesia maupun di negara lain telah berkomitmen untuk mematuhi penerapan pertanian yang baik dalam upaya memproduksi komoditas pertanian yang memenuhi standar pasar legal.
"Hal ini penting untuk memastikan pasokan tembakau bagi lebih dari 900 juta konsumen produk IHT yang tersebar di seluruh dunia," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo, mengungkapkan, selama ini sektor tembakau telah melakukan penerapan praktik pertanian yang sejalan dengan sejumlah target capaian dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG).
"Beberapa tujuan pembangunan dari SDG misalnya SDG nomor 1 yaitu menghapus kemiskinan, ini telah terbukti bahwa tembakau adalah komoditas yang sangat menguntungkan dan mendukung stabilitas ekonomi petani dan keluarganya," kata dia.
Produsen Tembakau Utama Dunia
Dia mengungkapkan, saat ini Indonesia merupakan produsen tembakau ke-5 terbesar di dunia. Selain itu sektor ini juga mampu menyerap jumlah petani tembakau sebanyak 2 juta orang, 1,5 juta petani cengkeh, menyerap 600 ribu karyawan industri tembakau, serta mampu menggerakkan 2 juta ritel di seluruh Indonesia.
"Jika di total, 6,1 juta orang terlibat di dalam seluruh rantai pasokan tembakau," kata dia.
Hal sama terjadi di negara lain seperti India yang dikenal sebagai eksportir tembakau terbesar ke-2 di dunia dan produsen terbesar ke-2. Sebanyak 46 juta orang terlibat di seluruh rantai pasokan tembakau.
Sedangkan di Filipina, tembakau menyediakan lapangan pekerjaan untuk hampir 3 juta orang, dan negara memperoleh lebih dari 100 miliar Peso dari pajak cukai tembakau.
"Di Indonesia, penerimaan negara dari cukai rokok sebesar 9 persen dari total penerimaan negara dari pajak, pada 2016. Sedangkan cukai hasil tembakau merupakan penerimaan pajak terbesar ke-3 , setelah PPh nasional dan PPN nasional. Artinya, kontribusi IHT dan keberadaan petani tembakau cukup signifikan," tandas dia.
Advertisement