Liputan6.com, Jakarta - Tak berselang lama setelah kasus penyalahgunaan data Facebook, masalah baru sempat kembali mencuat dari raksasa media sosial tersebut.
Alasannya, ada salah seorang pengguna Twiter yang kaget karena mengetahui Facebook menyimpan data SMS dan telepon.
"Oh wow, di file Zip akun Facebook-ku yang sudah dihapus ternyata terdapat setiap informasi panggilan dan SMS yang aku kirim selama setahun terakhir," kata pengguna Twitter dengan akun Mat Johnson.
Baca Juga
Advertisement
Menanggapi kasus tersebut, pengamat media sosial Abang Edwin Syarif Agustin menuturkan aplikasi Facebook Messenger memang menawarkan opsi untuk menghubungkannya dengan nomor telepon. Jadi, seluruh fungsi komunikasi dapat dilakukan dari satu aplikasi.
"Sebetulnya, saat mengaktifkan aplikasi Messenger, ada penawaran untuk memakai nomor telepon. Nah, pengguna kadang-kadang tak sadar saat mengaktifkan ini," tuturnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Rabu (28/3/2017).
Menurutnya, cara ini menjadi salah satu upaya Facebook agar pengguna tetap berada di dalam ekosistem miliknya. Namun, cara ini sebenarnya memudahkan pengguna untuk berkomunikasi.
"Di sisi lain, pengguna memang dimudahkan karena proses komunikasi dapat dilakukan dari satu aplikasi saja," tutur pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Ansvia.
Konsep serupa juga ada di WhatsApp yang notabene milik Facebook juga dengan menawarkan fitur beragam.
Karena itu, ia mengatakan praktik semacam ini bukan hal yang aneh. Edwin menuturkan, mungkin pengguna yang memang tak sadar telah menyetujui syarat dan ketentuan yang diberikan oleh Facebook.
"Sebenarnya, Facebook sudah menyiapkan syarat dan ketentuan. Namun, memang sadar atau tanpa sadar kita tak ingin membacanya lebih lanjut dan memilih untuk langsung menerimanya," ujar Edwin.
Bukan Hanya Facebook
Lebih lanjut ia menuturkan, metode semacam ini sebenarnya juga diterapkan oleh perusahaan penyedia layanan lainnya. Salah satunya adalah Google yang menurut Edwin berpotensi lebih besar dari Facebook.
"Kalau Facebook sejauh ini masih menerapkan sistem masuk yang berbeda-beda di layanannya. Namun, Google sudah menggunakan satu akun untuk semua layanannya dan hal itu berpotensi lebih besar untuk membaca data pengguna," tutur petinggi jejaring sosial MindTalk.
Hal inilah yang kemudian harus menjadi perhatian para pengguna. Sebab, dengan layanan gratis yang ditawarkan, bukan berarti layanan tersebut benar-benar tanpa biaya.
Kendati demikian, ia tak menyebut bukan tak mungkin, data pengguna Facebook dan layanan milik lainnya tak benar-benar terpisahkan mengingat raksasa media sosial itu merupakan pemilik dari Instagram dan WhatsApp.
"Kita ini sebenarnya menjadi target data dari perusahaan. Jadi, memang tak ada perusahaan yang benar-benar menawarkan layanan gratis, hanya return-nya (berupa data) yang memang tak kelihatan," tuturnya menjelaskan.
Akan tetapi, dengan kejadian ini setidaknya pengguna lebih sadar bahwa data yang diunggah di platform media sosial dapat disimpan. Karena itu, pengguna harus dapat mengontrol dan tak kebablasan dalam mengunggah sesuatu.
Advertisement
Facebook Bantah Curi Data Ponsel Pengguna
Terkait keluhan pengguna, Facebook sendiri sebenarnya telah melakukan klarifikasi. Perusahaan menyatakan kalau fitur histori adalah fitur pilihan yang tersedia di Messenger atau Facebook Lite di Android.
Pihak Facebook pun mengungkapkan banyak pengguna yang menyetujui fitur ini.
"Orang-orang telah terbuka setuju untuk memakai fitur ini. Bila, pada kapan pun, mereka tidak mau lagi menggunakan fitur ini, mereka dapat mematikannya lewat setting di sini atau untuk pengguna Facebook Lite lewat sini," tulis Facebook dalam keterangan resminya.
Lebih lanjut, Facebook mengatakan bahwa mengimpor kontak adalah hal yang cukup umum di antara layanan dan aplikasi sosial agar memudahkan pengguna terkoneksi dengan orang lain.
Facebook pun menegaskan mereka tidak mengintip konten SMS atau yang dibicarakan lewat telepon, maupun menjual data-data itu.
"Informasimu disetor dengan aman dan kami tidak menjualnya ke pihak-pihak ketiga. Kamu bisa mengendalikan informasi yang kamu bagikan dengan Facebook," demikian penutup rilis tersebut.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: