Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjoyo mengungkapkan ada tiga hal penyebab terjadinya stunting atau kurang gizi pada anak-anak.
Salah satunya, kurangnya pemahaman dasar orangtua akan stunting itu sendiri. "Ada tiga hal besar yang menyebabkan stunting. Nomor satu karena ketidaktahuan pada masyarakat," kata Eko pada acara Stunting Summit, "Bersama Cegah Stunting” di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu, (28/3/2018).
Bahkan dia menyebut, tidak menutup kemungkinan daerah yang lumbung pangan besar sekalipun seperti di Kabupaten Yogyakarta terhindar dari stunting atau kurang gizi.
Baca Juga
Advertisement
"Stunting cukup tinggi, misalnya di Sleman. Padahal itu daerah lumbung pangan jadi nomor satu karena ketidak tahuan," ujar dia.
Kemudian masalah infrastruktur dasar. Dia mengatakan, selama ini masayrakat di desa belum cukup maksimal dengan pola hidup sehat. Beberapa infrastruktur antara lain air bersih, polikilik desa belum terlalu memadai.
"Nomor dua masalah infrastruktur dasar di desa-desa yang memang tidak memadai untuk orang itu tidak bisa hidup sehat. Tidak ada sarana air bersih, tidak ada MCK masih akses pos yandu masih susah akses poliklinik desa masih susah," ujar dia.
Selanjutnya
Masalah terakhir, kata dia, tingkat kemiskinan yang masih tinggi. Dia menyebut untuk saat ini saja ada sekitar 27 juta orang miskin di Indonesia.
Sedangkan, lanjutnya pertumbuhan ekonomi itu bisa dicapai kalau mempunyai stabilitas sosial yang baik, sehingga ekonomi juga dapat bertumbuh baik.
"Stabilitas sosial itu tidak akan tercapai kalau pertumbuhan ekonomi hanya mengejar pertumbuhan ekonomi saja tetapi tidak bisa menurunkan kesenjangan sosial artinya gap antara kaya dan miskin tidak bisa menurunkan gini rasio tidak bisa menurunkan orang-orang miskin di indonesia, sementara sekarang kita ada 27 juta orang miskin di Indonesia," tutur dia.
Oleh karena itu, menurut dia dengan ada dana desa, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mengatasi masalah stunting. Dengan dana desa diharapkan ada pembangunan ribuan PAUD, poliklinik desa, dan beberapa infrastruktur lainnya.
Eko menuturkan, tiga tahun cukup masif membangun MCK sebanyak 18.000 unit. Selain itu, membangun pos sumur air bersih 30.000 unit, sarana air bersih 37.000 unit di seluruh desa-desa di Indonesia.
"Selain itu juga dibangun PAUD jumlahnya 18.000 unit, pos yandu 11.000 unit dan poliklinik desa jumlahnya 5.000 unit,” kata dia.
Reporter: Dwi A.
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement