Jurus Perry Warjiyo Dorong Pembiayaan Proyek Infrastruktur

Proyek infrastruktur yang kini didorong pemerintah bakal sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga enam persen.

oleh Merdeka.com diperbarui 28 Mar 2018, 18:20 WIB
Salah satu titik proyek pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) di sepanjang Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis, (25/5/2016). Ahok berharap investor bisa ikut bergabung bantu percepat pembangunan infrastruktur DKI. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon tunggal Gubernur BI oleh Komisi XI DPR RI.

Dia mengatakan, proyek infrastruktur yang kini didorong Pemerintah bakal sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga  kisaran 6 persen pada 2022.

"Pertumbuhan ekonomi perkiraan kami 2022 pertumbuhan ekonomi kisaran 5,8 persen sampai 6,2 persen," ujar dia di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Ia menuturkan, pertumbuhan ekonomi tersebut akan didorong dari proses pembangunan infrastruktur yang dilakukan selama ini. Infrastruktur tersebut akan meningkatkan efisiensi sehingga meningkatkan produktivitas.

Oleh karena itu, sebagai Gubernur BI, dia bakal mendorong pendalaman pasar keuangan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur.

Saat ini, kata dia, ada 37 proyek strategis pemerintah, 20 di antaranya adalah proses konstruksi senilai Rp1.700 triliun.

 


Selanjutnya

Sejumlah material bangunan dipersiapkan di proyek jalan layang Blok M-Tendean di Jakarta, Rabu (16/11). Tahun ini porsi belanja infrastruktur naik menjadi 15,2 persen dan mencapai 18,6 persen pada tahun depan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pengerjaan proyek-proyek tersebut membutuhkan pendanaan yang besar, namun tak hanya dapat didorong dengan kemampuan fiskal ataupun kemampuan BUMN.

"Kapasitas fiskal ada batasnya. Pembiayaan infrastruktur dibantu swasta. Penerbitan obligasi dan sekuritas. Penguatan koordinasi antarlembaga,"  jelas dia.

Selain itu, BI juga akan mendorong pembiayaan korporasi selain dengan menggunakan kredit perbankan.

"By nature kredit perbankan akan sulit didorong kalau tidak alternatif lain pembiayaan. Kita ingin dorong perbankan untuk membiayai korporasi, tidak hanya dari kredit perbankan tapi dengan membeli obligasi korporasi," jelas dia.

Jika diperlukan, pihaknya akan merelaksasi peraturan sehingga, mendorong siklus keuangan dan pertumbuhan ekonomi. 

"Ada beberapa peraturan mengenai kredit properti atau mengenai LTV atau down payment yang mungkin bisa direlaksasi. Perlu relaksasi beberapa kebijakan di Makroprudensial supaya siklus keuangan bisa lebih cepat. Sulit kalau kita mau mendorong pertumbuhan ekonomi hanya berasal dari kredit perbankan. Sulit," jelas dia.

 

Reporter: Wilfridus S.

Sumber: Merdeka.com

 

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya