Sosok Perry Warjiyo, Anak Petani yang Jadi Gubernur BI

Komisi XI DPR telah memilih Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 28 Mar 2018, 18:43 WIB
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo tersenyum saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) mengenai visi dan misi jabatan Gubernur BI dengan Komisi XI DPR RI, di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (28/3). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi XI DPR telah menetapkan Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI) usai melaksanakan fit and proper test hari ini (28/3/2018). Perry Warjiyo terpilih berdasarkan hasil musyawarah mufakat, baik pimpinan maupun anggota Komisi XI. 

"Sudah (diputuskan Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI). Atas hasil musyawarah mufakat, disetujui oieh semua fraksi," kata anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno, saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu ini. 

Politikus dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan, setelah ditetapkan di Komisi XI, tahap selanjutnya, hasil keputusan tersebut akan dilaporkan oleh Komisi XI di Rapat Paripurna pekan depan. 

"Baru setelah itu, pimpinan DPR menulis surat kepada Presiden (Jokowi)," ucap Hendrawan. 

Hendrawan berharap, Gubernur BI terpilih terus fokus menciptakan stabilitas moneter dan memperkuat fondasi ekonomi nasional. 

Sebenarnya siapa sosok Perry Warjiyo?

 


Perjalanan Karier Perry Warjiyo

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) mengenai visi dan misi jabatan Gubernur BI dengan Komisi XI DPR RI, di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (28/3). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 25 Februari 1959 ini diangkat menjadi Deputi Gubernur BI pada 15 April 2013 melalui Keputusan Presiden 28/P Tahun 2013.

Jebolan Sarjana Ekonomi Universitas Gadjah Mada 1982 itu meraih gelar Master dan PhD di bidang Moneter dan Keuangan Internasional dari Iowa State University, Amerika Serikat masing-masing pada 1989 dan 1991.

Perjalanan karier Perry Warjiyo di BI terbilang cukup panjang sejak 1984. Sebelum ditetapkan sebagai Deputi Gubernur, ia menjabat sebagai Asisten Gubernur untuk perumusan kebijakan moneter, makroprudensial dan internasional di Bank Indonesia.

Jabatan tersebut diemban setelah menjadi Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter di BI.

Sebelum kembali ke BI pada 2009, Perry pernah berkarier dan menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group.

Perry Warjiyo sangat berpengalaman khususnya di area riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta kepala Biro Gubernur di Bank Indonesia.


Anak Seorang Petani

Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo bersiap menjalani uji kepatutan dan kelayakan di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (28/3). Perry Warjiyo akan menggantikan Agus Martowardojo yang berakhir masa jabatanya Mei 2018 mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam uji kelayakan dan kepatutan ini, Perry tak hanya berbicara soal hal-hal yang berkaitan dengan moneter, nilai tukar rupiah, dan suku bunga kredit. Dia juga mengisahkan sedikit tentang latar belakang keluarga.

Perry yang sudah 34 tahun berkarya di Bank Indonesia mengakui, etos kerja yang dia miliki adalah buah didikan sang ayah, seorang petani desa, yang kini telah meninggal.

"Saya Perry Warjiyo, anak petani yang memang berasal dari desa. Hanya satu tujuan mengabdi untuk bangsa negara sesuai didikan almarhum ayah saya," ungkapnya di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Sebagai anak petani, ia mengalami perjuangan yang tidak mudah untuk dapat menjadi seperti sekarang.

"Saya berasal dari Desa, yang dalam hidupnya adalah berjuang terus untuk bisa sekolah dan kemudian bekerja," kata Perry.

Dia mengatakan akan menjalankan tugas yang diamanahkan dengan baik. Selain itu, semakin memperkuat kerja sama dan kemitraan dengan pemerintah, lembaga keuangan lain, dan DPR.

"Bila Bapak-Ibu (Komisi XI) bersepakat, menyetujui saya menjadi Gubernur Bank Indonesia 2018-2023, insyaallah itu amanah, dedikasi menjadi landasan kami dengan dasar kerja sama, koordinasi, kemitraan yang baik dengan pemerintah, OJK, juga Komisi XI DPR RI," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber:  Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya