Soal Capres 2019, Prabowo: Aku Perang Terus, Tak Mungkin Pesimistis

Prabowo menggelar Road Show kepada kader dan simpatisan partainya di Jawa Barat termasuk di Cirebon.

oleh Panji Prayitno diperbarui 28 Mar 2018, 19:50 WIB
Prabowo gencar menyapa dan menyerap aspirasi warga Cirebon Jawa Barat terkait kesiapannya maju menjadi Capres 2019. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Di tengah ramai pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait bubarnya Indonesia tahun 2030, mantan Danjen Kopasus itu gencar melakukan kunjungan ke daerah termasuk di Cirebon, Rabu (28/3/2018).

Dalam kunjungannya, mantan Danjen Kopasus ini memberikan pidato yang menggebu di depan kader dan simpatisan warga Pantura. Prabowo membuka pidato dengan mempertegas dirinya maju sebagai capres 2019.

"Saya ingin datang ke daerah ingin bertemu kader dan simpatisan yang pada pemilihan 2014 lalu memilih dan mendukung saya sebagai calon presiden RI. Pada pemilu tahun lalu sebenarnya kita tidak kalah tapi mengalah untuk kemenangan bangsa Indonesia," kata Prabowo memberikan pidato dalam agenda menyapa warga Jawa Barat.

Prabowo mengaku selalu ditanya oleh para kader, simpatisan, maupun masyarakat terkait kepastiannya kembali maju menjadi calon presiden. Namun demikian, dia terlebih dahulu akan menyerap aspirasi rakyat Indonesia.

Prabowo mengaku siap jika rakyat dianggap masih membutuhkan sosok pemimpin seperti dirinya.

"Kalau rakyat masih membutuhkan saya dan benar-benar memerlukan saya tentu sebagai patriot saya harus siap melaksanakan tugas," tegas dia.

Prabowo menegaskan, perjuangannya untuk terus menjadi pemimpin negara didasarkan pada kesadaran yang sama. Menurut dia, negara Indonesia merupakan negara kaya dan besar, tapi selalu menjadi incaran bangsa lain.

Dia mengatakan, selama ratusan tahun, bangsa asing selalu datang ke berbagai kepulauan di Indonesia untuk mempermainkan bangsa. Di mata Prabowo, pemimpin dan rakyat Indonesia selalu dipermainkan oleh asing.

Menurut dia, keberadaan asing karena mereka tidak ingin Indonesia memiliki pemimpin yang jujur, cerdas, dan kuat. Bangsa asing ingin Indonesia selalu dipimpin oleh orang yang bisa membohongi dan diatur oleh bangsa lain.

"Sultan kita, pangeran kita, selalu diadu domba, selalu disogok, jadi sogok menyogok pemimpin kita sudah lama dari dulu dan selalu berusaha dibeli."


Tidak Pernah Pesimistis

Prabowo gencar menyapa dan menyerap aspirasi warga Cirebon Jawa Barat terkait kesiapannya maju menjadi Capres 2019. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Kontroversi pidato Prabowo terkait Indonesia bubar tahun 2030 menuai berbagai tanggapan terutama rasa pesimistisnya terhadap kemajuan bangsa. Meresponstanggapan tersebut, Prabowo mengaku tidak pernah pesimistis dalam mengawal kemajuan bangsa.

"Kalau Prabowo mengingatkan ada yang bilang Prabowo pesimis? Bung aku waktu masih muda itu perang terus, mana mungkin orang pesimis mau perang terus," kata Prabowo disambut tepuk tangan dan teriakan para pendukungnya.

Menurut dia, jika cinta Tanah Air, pemimpin negara maupun para tokoh harus introspeksi diri bahwa bangsa Indonesia masih banyak kelemahan di mata asing. Prabowo mengaku sudah paham dengan situasi politik di Indonesia.

Bagi dia, latar belakang pendidikan yang tinggi harus diimbangi dengan sikap yang baik dan jujur kepada rakyat.

"Gelar insinyur, master, magister ada yang punya gelar seabrek, MA, MH tapi nipu dan banyak akhirnya masuk penjara," ujar dia.

Pada kesempatan tersebut, dia berpesan kepada calon bupati dari Gerindra agar bersikap jujur jika memenangkan pilkada. Menurut dia, rakyat membutuhkan pemimpin yang tulus, ikhlas, dan mengabdi terhadap kepentingan rakyat.

"Kalau ada warga yang mau jadi bupati, wali kota bahkan presiden tidak salah yang penting jangan maling dan nipu," tegas Prabowo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya