Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) akan mencari pinjaman hingga mencapai Rp 60 triliun pada tahun ini. Pinjaman ini salah satunya akan dipergunakan untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengatakan, sebenarnya PLN sangat berhati-hati dalam melakukan penarikan pinjaman. Namun, dengan kebutuhan yang begitu besar guna menyediakan infrastruktur kelistrikan, maka penarikan pinjaman tersebut harus dilakukan.
Baca Juga
Advertisement
"Kami bisa saja tidak melakukan pinjaman, tapi tidak membangun apa-apa. Tahun ini pinjam enggak? Insya Allah kami pinjam. Kapan? Pada waktu yang tepat, bunga yang tepat, jumlah yang tepat, jadi ini yang kami tidak bisa katakan," ujar dia di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Dia menyatakan, pada tahun ini diperkirakan PLN akan menarik pinjaman sebesar Rp 60 triliun. Pinjam tersebut akan digunakan untuk meningkatkan sistem kelistrikan di berbagai daerah, seperti membangun pembangkit listrik, transmisi dan gardu.
"Tapi Insya Allah kami akan lakukan pinjaman, berapa kira-kira tahun ini, ya sekitar Rp 50 triliun-Rp 60 triliun," ungkap dia.
Pinjaman Luar Negeri
Menurut Sarwono, pinjaman tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Hal lantaran beberapa komponen untuk membangun sistem kelistrikan masih harus diimpor dari negara lain.
"Tergantung, lokalnya murah ya lokal sebagian besar, kalau mahal ya kita nggak. Kalau murah ya kita ambil sebagian, karena apa? Karena kita harus pinjam dolar juga, atau pinjam valas juga, valuta asing, karena barang sebagian juga impor, untuk pembangkit-pembangkit juga impor," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement