Polri Kantongi Identitas Pentolan Penyelundup Sabu 1,6 Ton di Batam

Polri mendapat bantuan dari polisi Tiongkok untuk menguak jaringan di balik sabu 1,6 ton di Batam.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 29 Mar 2018, 10:57 WIB
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto memberikan keterangan pers terkait penyelundupan sabu seberat 1,6 ton di Jakarta Timur, Selasa (27/2). Sabu tersebut terbagi dalam 1.448 bungkus. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polri dibantu Kepolisian Tiongkok mulai menemukan titik terang terkait kasus penyelundupan sabu seberat 1,6 ton melalui perairan Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Satu per satu identitas pentolan jaringan narkoba itu berhasil diketahui.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto mengatakan, Kepolisian Tiongkok datang ke Indonesia untuk membantu mendalami kasus penyelundupan sabu dalam jumlah besar tersebut.

"Ada bantuan dari Tiongkok, mulai terbuka (jaringannya). Kami minta bantuan pertama sharing info, kedua kita sama-sama melakukan pemeriksaan manakala nanti ada temuan-temuan yang belum kami ketahui, tolong di-share ke kita," ujar Eko di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Pemeriksaan bersama Kepolisian Tiongkok mendapatkan hasil di luar dugaan. Sebab, sebelum diperiksa penyidik Kepolisian Tiongkok, para tersangka pembawa sabu kerap mengaburkan temuan-temuan penyidik Polri.

"Begitu polisi Tiongkok datang, mereka takut sama polisi Tiongkok loh. Diperiksa, diskusi, catat, diartikan, kebuka semua. Sampai kita tahu transporternya, pengendalinya siapa, bosnya siapa," tutur dia.

 


Polisi Tiongkok Menindaklanjuti

Polisi menunjukkan barang bukti sabu seberat 1,6 ton di Dit Tipid Narkoba Bareskrim, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (27/2). Sabu diangkut kapal MV Min Lian Yu Yun 61870 dari pelabuhan Lian Ziang, Tiongkok, 31 Januari 2018. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Bahkan, Kepolisian Tiongkok telah mengetahui keberadaan pengendali dan bos jaringan tersebut. Dalam waktu dekat, mereka akan bergerak menangkap pentolan jaringan narkoba internasional tersebut.

"Dia bilang kalau mereka pulang, mereka langsung bekerja mengejar pengendali dan bosnya," ucap Eko.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya