Watulambar, Desa Terpecil yang Belum Disentuh Kandidat Pilkada NTT

Lokasi yang terpencil dan medan yang berat, membuat Desa Watulambar, Kecamatan Waijewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), sama sekali belum pernah dikunjungi para kandidat Pilgub NTT 2018.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 29 Mar 2018, 14:15 WIB
Jalan menuju Desa Watulambar, Kecamatan Waijewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Lokasi yang terpencil dan medan yang berat, membuat Desa Watulambar, Kecamatan Waijewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), sama sekali belum pernah dikunjungi para kandidat Pilkada NTT 2018. Namun, Emelia Julia Nomleni memecahkan rekor tersebut.

Mama Emi, sapaan cawagub NTT nomor urut 2, rela menempuh perjalanan yang cukup mencekam demi menemui pendukungnya di Desa Watulambar.

"Dari semua kandidat, baru Mama Emi yang mengunjungi desa kami," kata Adi (30), petani di Desa Watulambar.

Berangkat dari Kecamatan Weetabula pukul 09.00 Wita, Selasa (27/3), Mama Emi dan rombongan dikawal 12 orang yang mengendarai motor trail.

"Jarak dari jalan umum ke Desa Watulambar sekitar tiga kilometer," kata Nama Saul Pae (37), warga yang mengantar Mama Emi.

Perjalanan yang dilalui Mama Emi cukup menyentak jantung. Beberapa bukit harus diratakan untuk membuka ruas jalan. Jalannya pun belum diaspal. Hujan membuat jalan itu makin licin.

Setelah satu jam perjalanan, tekad jugalah yang membuat Mama Emi dan rombongan sampai di Desa Watulambar. Sesampainya di sana, Mama Emi dan rombongan disambut dengan Tarian Woleka, tarian penyambutan khas masyarakat Sumba.

Di Desa Watulambar, pasangan Marianus Sae ini tidak melakukan kampanye politik. Dia hanya ingin mengunjungi beberapa keluarga yang berdukacita pada hari itu. Saat diminta untuk berbicara, Mama Emi juga meminta rekan yang lain untuk mewakilinya.

 


Kubur Trapesium

Warga Sumba Barat Daya saat menunggu kedatangan Mama Emi (Liputan6.com/Ola Keda)

Jika Anda pernah datang ke SBD dan berkeliling mengunjungi desa-desa di sana, satu hal yang cukup menarik perhatian adalah bentuk kubur yang dibangun warga setempat.

Beberapa kubur dibangun menyerupai bentuk trapesium, diatapi dengan campuran semen padat berbentuk segi empat.

"Jadi ada perbedaan antara kubur di Sumba Barat Daya, Sumba Barat, dan Sumba Timur. Di SBD, orang meninggal tidak dimasukkan dalam tanah. Petinya ditaruh di atas tanah, dan dibuat kubur seperti trapesium," kata Paul Sae.

Di Desa Watulambar, hujan perlahan-lahan turun. Rintik-rintik yang turun dari langit membasahi tunas-tunas jagung sepanjang jalan menuju desa tujuan. Hujan itu juga yang membasahi tubuh para pengendara motor yang setia mengawal mobil yang ditumpangi Mama Emi.


Jadi Ibu bagi Masyarakat NTT

Mama Emi dihadapan para pendukungnya di Kabupaten Sumba Barat Daya (Liputan6.com/Ola Keda)

Calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (cawagub NTT) Emelia Julia Nomleni atau Mama Emi mengatakan, pembangunan NTT tidak hanya membutuhkan rasionalitas, tetapi juga membutuhkan kasih dari pemimpinnya. Kasih yang tulus tanpa pamrih ini layaknya kasih seorang ibu dalam keluarga.

Saat menemui warga di Desa Lokory, Kecamatan Tanariwu, Kabupaten Sumba Barat, Mama Emi megilustrasikan seorang ibu yang memiliki seorang suami dan tiga orang anak.

"Ibu itu memiliki setengah kilo beras dan sebutir telur, dia memasak beras itu dan membaginya menjadi lima porsi. Telur itu digorengnya dan dibagi dalam empat porsi, satu untuk suaminya dan tiga untuk anaknya. Dia merasa tidak akan cukup kalau telur itu dibagi menjadi lima porsi," ujar Mama Emi, Selasa, 27 Maret 2018.

Kasih yang rela berkorban seperti itu juga, lanjut Mama Emi, akan dia lakukan dalam kepemimpinannya nanti jika terpilih menjadi Wakil Gubernur NTT.

"Saya belajar dari kehidupan nyata dan membawanya dalam mengurus kebijakan di NTT. Saya akan menjadi ibu untuk masyarakat NTT," ucapnya disambut suara haru para hadirin.

Mama Emi menegaskan, dirinya tidak akan mundur dalam kontestasi politik ini sekalipun pasangannya calon gubernur NTT Marianus Sae tidak bisa menemaninya berjuang.

"Saya tidak akan mundur selangkah pun dari perjuangan ini, kami akan sampai garis finis," tuturnya.

Menurutnya, berjuang sampai garis finis itu tidak sekadar untuk menyelesaikan masa kampanye Pilkada NTT ini.

"Kalau saya bilang kami harus sampai garis finis, kami bukan saja hanya menghabiskan hari untuk menyelesaikan masa kampanye ini, kami akan terus bekerja sepenuh hati dan pastikan akan menang nanti," kata Mama Emi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya