Usai Berhubungan Seks, Pria Inggris Kena Infeksi Super Gonore

Usai berhubungan seks dengan wanita saat berkunjung ke Asia Tenggara, pria Inggris terkena infeksi super gonore.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Mar 2018, 21:00 WIB
Pria Inggris kena super gonore setelah berhubungan seks dengan wanita di Asia Tenggara.

Liputan6.com, Inggris Seorang pria Inggris terinfeksi super gonore setelah berhubungan seks dengan wanita di Asia Tenggara. Infeksi tersebut menyebar lewat seks vagina, oral, dan anal tanpa kondom. Penyakit ini disebabkan bakteri, yang disebut Neisseria gonorrhoeae.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar satu dari 10 pria heteroseksual dan lebih dari tiga perempat wanita serta pria gay, tidak memiliki gejala infeksi yang mudah dikenali.

Namun, seseorang yang terkena penyakit menular seksual ini bisa diamati dari gejala lain. Misal, keputihan yang berwarna hijau, rasa nyeri saat kencing, dan pendarahan saat menstruasi.

Pada kasus pria--yang tak disebutkan namanya--ini, ia didiagnosis super gonore pada awal tahun 2018 sepulang berkunjung dari Asia Tenggara, dilansir dari BBC, Kamis (29/3/2018).

Ia diberikan antibiotik berupa obat azitromisin dan ceftriaxone, tapi dua antibiotik ini gagal mengobati infeksi penyakitnya.

Simak video menarik berikut ini:


Kasus pertama di dunia

Kasus pria Inggris kena super gonore termasuk kasus pertama di dunia.

Kasus pria Inggris terkena super gonore, yang gagal diobati dengan antibiotik adalah kasus pertama di dunia.

"Ini adalah pertama kalinya menunjukkan, resistensi tingkat tinggi terhadap kedua jenis antibiotik (azitromisin dan ceftriaxone). Padahal, sebagian besar antibiotik untuk mengobati penyakit gonore manjur," kata Gwenda Hughes, dari Public Health England.

European Centres for Disease Control pun sepakat, kasus ini adalah yang pertama di dunia. Infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan infertilitas (kemandulan) dan penyakit radang panggul.

Dokter berjuang untuk mengobati infeksi super gonore pria Inggris. Ada satu antibiotik lain yang bisa mengobatinya. Saat ini, pria Inggris sedang dirawat. Hasil pengobatan baru terlihat bulan depan, April 2018.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya