Big Bad Wolf, Rela Cuti demi Hobi

Dari pengunjung yang datang ke Big Bad Wolf, ternyata ada yang sampai rela ambil cuti demi tidak kehabisan buku-buku incaran.

oleh Nilam Suri diperbarui 29 Mar 2018, 17:00 WIB
Pengunjung memadati pameran dan penjualan buku Big Bad Wolf di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (28/3). Pameran buku terbesar se-Asia Tenggara menyediakan 5,5 juta buku dengan potongan harga. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Big Bad Wolf Book Sale kembali digelar. Pameran yang menampilkan jutaan buku, kebanyakan impor, ini diadakan lagi di Indonesia Convention Center (ICE) BSD. Resminya, Big Bad Wolf berlangsung dari tanggal 29 Maret - 9 April 2018. Namun, mulai Rabu (28/3/2018) diadakan preview yang bisa didatangi oleh member dan orang terpilih lainnya.

Karena diadakan pada hari kerja, banyak para pencinta buku yang merelakan jatah cuti mereka untuk menghadiri preview Big Bad Wolf. Memang, keuntungan datang ke preview cukup banyak.

Tak hanya pilihan buku masih lengkap, pengunjung yang datang pun belum terlalu banyak. Artinya, para pencinta buku masih bisa berjalan dengan leluasa di antara tumpukan buku sambil menyeret keranjang atau troli mereka.

Belum lagi, waktu yang dihabiskan untuk antre membayar di kasir pun tidak akan membuat senewen. Belajar dari tahun lalu, Big Bad Wolf kini menyediakan lebih banyak loket kasir. Ada 66 loket tersedia agar pengunjung tak perlu mengantre terlalu lama.

 

Pipit sengaja cuti agar bisa berburu buku masak di Big Bad Wolf. (Liputan6.com/Nilam Suri)

Mengingat berbagai manfaat tadi, wajar jika pencinta buku memutuskan cuti. Seperti Pipit misalnya.

Pipit sengaja datang dari Cinere ke Serpong demi Big Bad Wolf. Pipit sendiri sebenarnya sudah tidak ada waktu untuk membaca, walau kegiatan ini masih jadi hobinya.

"Kalau hari biasa enggak ada waktu ya, tapi justru kesempatan bacaku pas lagi dinas luar kota, atau traveling. Jadi kalau cari buku harus paperback, yang ringan," ujarnya.

 

Buku hasil buruan Pipit di Big Bad Wolf. (Liputan6.com/Nilam Suri)

Kini Pipit juga punya hobi lain, yaitu memasak. "Makanya ini juga sengaja cuti karena mau borong buku masak," ujar pipit yang juga penggemar novel romance ini.

Baru pertama kali mengunjungi Big Bad Wolf, Pipit mengatakan dia bisa ikut preview karena diajak teman.

 

 


Datang bersama Pasangan

Lukman dan Lovina, pasangan yang sama-sama pecinta buku di Big Bad Wolf. (Liputan5.com/Nilam Suri)

Ada juga Lukman dan Lovina. Keduanya suka membaca, walau untuk genre buku berbeda. Ini kali kedua pasangan ini mengunjungi Big Bad Wolf.

Lukman, seorang penggemar science fiction (sci-fi), mengatakan mereka memang selalu menyempatkan diri datang ke Big Bad Wolf karena pilihan bukunya yang tak biasa.

Hal ini didukung oleh Lovina. Dulunya seorang pembaca fiksi, Lovina kini lebih senang buku-buku yang berdasarkan kejadian nyata.

"Tahun lalu aku nemu buku tentang Middle East (Timur Tengah). Gender studies di Middle East, dan harganya murah, enggak sampai 100 ribu," ujarnya. Inilah kenapa, Lovina dan Lukman menyempatkan diri untuk mendaftar sebagai member Big Bad Wolf.

"Aku pengen nyari buku-buku seperti itu lagi," ujar Lovina, yang menargetkan bisa menyelesaikan satu buku dalam sebulan.


Surga Buku Animasi

Heri yang bekerja di bidang animasi, merasa seperti menemukan harta karun di Big Bad Wolf. (Liputan6.com/Nilam Suri)

Saat ditemui Health-Liputan6.com, tak sampai 20 menit sejak pintu dibuka, troli Heri Kurniawan sudah penuh. Tumpukan bukunya cukup seragam, walau tidak biasa, yaitu buku tentang film dan animasi.

Wajar ternyata, karena pria yang karyanya tengah tayang di salah satu TV swasta ini rupanya adalah seorang sutradara film animasi.

"Gue tahun lalu juga datang, tapi terlambat. Buku-buku bagusnya sudah habis," ujar pria yang datang seorang diri ini.

Begitu tahu kalau member punya kesempatan untuk preview, Heri tak ragu untuk langsung mendaftar.

Buku-buku yang diborong Heri, kebanyakan seputar film dan dunia animasi. (Liputan6.com/Nilam Suri)

"Soalnya buku film itu biasanya susah dicari," ujar Heri sambil menunjukkan buku-buku yang sudah dipilihnya. Di antaranya adalah tentang film Harry Potter dan Star Wars. "Belum lagi, harganya biasanya mahal banget!"

Karena mengincar buku-buku tadi, Heri memutuskan untuk cuti. Dia tidak kehabisan lagi. Akibatnya, belanjanya lumayan bablas.

"Awalnya cuma mau 5-10 buku, tapi jadinya malah gini," ujarnya sambil menunjuk trolinya yang berisi lebih dari 20 buku.

"Tapi karena untuk kerjaan juga, jadi ya enggak apa-apa sih kalau lewat target," kilahnya sambil tertawa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya