Liputan6.com, Jakarta - Piala Dunia 2018 semakin dekat. Para peserta baru saja menguji diri sebelum bertarung di Rusia, 14 Juni hingga 15 Juli mendatang.
Beberapa kandidat juara memanfaatkan kesempatan untuk memberikan peringatan kepada rival di Piala Dunia mendatang. Spanyol memberikan sinyal paling kuat.
Baca Juga
Advertisement
Usai mengimbangi juara bertahan Jerman 1-1, Jumat (23/3/2018), mereka meraih kemenangan telak 6-1 atas Argentina di Wanda Metropolitano empat hari berselang. Meski tidak menghadapi Lionel Messi dan hanya berjaya pada uji coba, hasil positif tersebut membuat anak asuh Julen Lopetegui dipercaya kembali bakal menjadi raja.
Setelah terpuruk di fase grup Piala Dunia 2014 dan hanya masuk 16 besar Piala Eropa 2016, La Furia Roja menunjukkan potensi mengulang hegemoni ketika menguasai tiga turnamen besar secara beruntun. Momen tersebut hadir pada Piala Eropa 2008 dan 2012, serta Piala Dunia 2010
"Saya harap suporter gembira. Saya terbawa euforia. Kami sukses menaklukkan tim bersejarah dan finalis Piala Dunia terakhir," ungkap Lopetegui usai partai versus Argentina, dilansir Sport.
"Tapi kami juga sadar belum mencapai apa-apa. Kami memulai Piala Dunia dengan nol poin. Ini sebatas persahabatan dan tidak sama seperti laga Piala Dunia," sambungnya.
Tanda Tanya Jerman dan Prancis
Tim spesialis turnamen Jerman memberikan sinyal berbeda. Setelah bermain sama kuat melawan Spanyol, Der Panzer menyerah 0-1 di hadapan Brasil.
Jerman bisa berdalih gagal berjaya karena menghadapi dua tim kuat. Namun, hasil ini setidaknya akan jadi perhatian pelatih Joachim Loew.
Begitu pula dengan Prancis. Bermaterikan skuat bertabur bintang, Les Bleus justru dipermalukan Kolombia 2-3. Meski kemudian menghajar Rusia 3-1, Didier Deschamps harus menemukan komposisi ideal demi memaksimalkan potensi terbaik anak asuhnya.
Advertisement
Brasil Cemerlang Tanpa Neymar
Di sisi lain, Brasil membuktikan mereka tidak sepenuhnya bergantung ke Neymar. Selecao melanjutkan kinerja positif bersama Tite dengan menumbangkan Rusia (3-0) dan Jerman. "Kami merindukan Neymar. Tapi pemain lain mulai belajar bermain tanpanya," ungkap Tite.
Kasus berbeda berlaku bagi Argentina dan Portugal yang kinerjanya dipengaruhi bintang masing-masing. Tanpa Messi, La Albiceleste sempat menaklukkan Italia (2-0) yang gagal lolos Piala Dunia.
Sedangkan Portugal menyerah dari Belanda yang juga urung berpartisipasi di Rusia. Sebelumnya, juara Eropa 2016 tersebut bergantung kepada Ronaldo untuk mengalahkan Mesir.