Chatib Basri Angkat Bicara soal Perlindungan Data di Era Digital

Ekonom dan Mantan Menkeu Chatib Basri usul sewa hacker untuk melindungi data di era digital.

oleh Bawono Yadika diperbarui 29 Mar 2018, 15:30 WIB
Mantan Menteri Kuangan Indonesia Chatib Basri saat menjadi pembicara dalam Transformational Business Day: Indonesia Energy, Gas & Renewables di Jakarta, Rabu (14/3). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta Ekonom Senior, Chatib Basri mengingatkan perlu kehati-hatian saat menggunakan dan memberikan data di era digital ini. Hal ini mengingat semua informasi yang disampaikan akan terekam selamanya pada mesin pencarian.

"Tuhan bisa memaafkan kita jika kita melakukan kesalahan. Namun, Google tidak bisa. Semua reputasi kita akan terbaca trace-nya selamanya di sana, jadi perlu hati-hati," tutur dia di Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Chatib menambahkan, isu keamanan terutama data pribadi pun penting diperhatikan pada era digital. Apalagi baru-baru ini ada penyalahgunaan data sekitar 50 juta pengguna Facebook oleh perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica.

"Kalau isu keamanan data ini jelas penting sekali ya. Facebook saja yang sangat canggih datanya bisa diambil Cambridge Analytica," ujar dia.

Chatib mengingatkan, perlu semakin hati-hati masuki era digital. Di sisi lain, perlu juga kemampuan baru untuk melindungi data di era tersebut. Salah satunya menggandeng anak muda yang paham mengenai dunia digital. Hal itu termasuk para hacker. Diharapkan tercipta inovasi untuk melindungi sehingga risiko menjadi lebih kecil.

"Saya kira mesti kerja sama dengan anak muda, hacker-hacker begitu. Beberapa perusahaan di luar hackernya ini diajak masuk. Yang mereka lakukan testing, bisa apa tidak di hack produk mereka," ujar dia.

Chatib Basri menilai pentingnya pembuat kebijakan atau regulator untuk mampu merangkul dalam hal regulasi pada perusahaan-perusahaan financial technology (fintech) di Indonesia.

"Ini harus diatur sama regulator. Mengenai data itu sangat penting. Misalnya saya bilang tentang agree on principal tadi. Contoh regulator bilang, data enggak boleh bocor, jika bocor perusahaan fintech-nya akan kami tutup. Mengenai caranya,  nanti fintechnya ini mungkin hire hacker atau apa, ini tugas mereka," ujar dia.

 

 


Era Digital Tak Hilangkan Pekerjaan

Chatib Basri (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Ekonom sekaligus Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Chatib Basri menilai perkembangan industri digital tidak hilangkan pekerjaan. Akan tetapi, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) untuk menyesuaikan perkembangan digital.

Hal ini dilakukan dengan perubahan fokus atau prinsip kepada hal mendasar sehingga sesuaikan inovasi.

"Banyak yang bilang industri digital akan menghilangkan pekerjaan. Saya tidak setuju. Ini cuma redefinition of job. Pekerjaannya tidak hilang. Kita cuma butuh skillset baru," tutur dia di Soehana Hall, Jakarta, Kamis 29 Maret 2018.

Ia menuturkan, melatih ulang sumber daya manusia (SDM) atau retraining sesuatu kebutuhan tren untuk hadapi era digital. "Jadi regulator harus lebih fokus pada objektif utama mereka atau (agree on principle) daripada fokus pada micromanaged-nya," tambah dia. 

Chatib mengatakan, perubahan fokus pada hal-hal mendasar dengan menyesuaikan dengan perubahan dan inovasi yang sangat cepat. Chatib mencontohkan, fokus pada perlindungan konsumen, kualitas, menjaga pemain lokal.

"Daripada fokus ke hal-hal detail. Karena bisa jadi regulasi yang hari ini diberlakukan sudah enggak relevan lagi besok," ujar dia.

Oleh karena itu, salah satu persiapan yang dilakukan dengan melatih ulang SDM. Ini juga untuk menghadapi banyak perusahaan rintisan yang muncul di Indonesia. Chatib pun apresiasi perkembangan perusahaan rintisan di Indonesia. Ia mengingatkan pemerintah dan perusahaan yang sudah ada harus bekerjasama dengan perusahaan rintisan tersebut.

"Karena kita akan ketinggalan atau hilang jika tidak memiliki skillset yang dibutuhkan," ujar dia.

Selain itu, Chatib Basri juga memperkirakan landasan ekonomi akan berubah dengan perkembangan digital teknologi. Jadi setiap produk akan disesuaikan dengan masing-masing individu. Chatib mencontohkan, salah satunya bunga bank.

"Bunga bank nantinya juga akan menyesuaikan dengan kondisi individu tersebut. Semua dibuat sesuai kebutuhan masing-masing," ujar dia. 

 

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya