Lion Air Group Beli 380 Mesin Pesawat Senilai Rp 75,6 Triliun

Lion Air Group juga telah memesan 544 unit mesin LEAP-1B untuk digunakan pada pesawat Boeing 737 MAX 8, MAX 9, dan MAX 10.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Mar 2018, 17:46 WIB
Maskapai Lion Air Group melalui perusahaan leasing Transportation Partners dan CFM International merealisasikan pemesanan 380 unit mesin LEAP-1A. (Liputan6.com/Ilyas Istianur P)

Liputan6.com, Jakarta Maskapai Lion Air Group melalui perusahaan leasing Transportation Partners dan CFM International merealisasikan pemesanan 380 unit mesin LEAP-1A yang akan digunakan pada pesawat Airbus A320neo / A321neo. Kesepakatan pemesanan mesin tersebut senilai USD 5,5 miliar atau setara dengan Rp 75,6 triliun (kurs 13.756/ dolar AS).

Selain mesin LEAP-1A, sebelumnya Lion Air Group juga telah memesan 544 unit mesin LEAP-1B untuk digunakan pada pesawat Boeing 737 MAX 8, MAX 9, dan MAX 10. Sebanyak 10 unit pesawat jenis tersebut saat ini sudah dioperasikan Lion Air.

Dengan total armada lebih dari 924 mesin LEAP senilai USD 13,4 miliar, Lion Group merupakan pengguna mesin LEAP terbesar di dunia. President and Chief Executive Officer of Lion Air Group Edward Sirait mengaku sangat senang bekerja sama dengan CFM karena hal ini sejalan untuk meningkatkan dan memperkuat strategi bisnis perusahaan.

“Pilihan kami untuk menggunakan mesin CFM pada A320neo family dan Boeing 737 MAX merupakan keputusan yang tepat. Kedua jenis pesawat itu adalah elemen penting dan utama dalam pertumbuhan jangka panjang. Armada terbaru dan paling modern akan memastikan Lion Air Group menjadi yang terdepan dalam industri aviasi," kata Edward di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Dia mengaku yakin bahwa mesin ini akan senantiasa memberikan kinerja kelas dunia, dengan nilai lebih antara lain efisiensi ekonomi, keandalan dan tetap membantu mewujudkan rencana Lion Air Group terus berkembang.

Sementara itu, Vice President of Global Sales & Marketing GE Aviation, induk perusahaan CFM International Chaker Chahrour menambahkan Lion Air telah merasakan manfaat yang besar dari pengoperasian mesin LEAP-1B dan memahami bagaimana mesin LEAP-1A akan menjadi asset penting bagi maskapai.

"Dengan perluasan layanan MRO, akan menjadikan kemitraan ini semakin lengkap. Kami senang melihat apa yang akan terjadi di masa depan," tambah dia.

 


Perluasan Layanan

Pesawat Lion Air Boeing 737 800 NG tiba di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (19/8/2015). Lion Air kedatangan pesawat ke 150 Boeing 737, Lion Air Group kini telah mengoperasikan 244 unit pesawat berbagai tipe. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kesepakatan hari ini juga temasuk perluasan layanan Material Service Agreement (MSA) selama 25 tahun untuk mesin CFM56-7B, CFM56-5B, dan LEAP-1B yang ditandatangani pada tahun 2014 dan kedepannya juga akan mencakup mesin LEAP-1A.

CFM juga akan menyediakan layanan MRO untuk mesin CFM56 dan LEAP milik Lion Air Group hingga fasilitas perbaikan milik Lion Air yaitu Batam Aero Technic (BAT) di Batam, selesai dibangun.

CFM telah memberikan bantuan dalam pengembangan fasilitas pemeliharaan dan pengujian mesin milik Lion Air Group yang baru sejak tahun 2016, dengan memberikan bantuan dalam hal manajemen proyek dan saran ahli mulai dari desain, konstruksi dan penyelesaian akhir fasilitas baru tersebut.

Saat dioperasikan nanti, BAT akan memiliki kemampuan pemeliharaan dan perbaikan untuk mesin CFM56 dan LEAP. CFM akan menyediakan pelatihan perbaikan mesin CFM56 dan LEAP dengan alih pengetahuan yang akan mendukung pengembangan para spesialis MRO berkualitas dari dalam negeri. 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya