Liputan6.com, Jakarta Produk ikan makarel dalam kaleng saat ini tengah menjadi sorotan masyarakat. Hal ini setelah adanya temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap 27 merek produk ikan makarel dalam kalang yang mengandung parasit cacing.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Siang Produk Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo mengatakan, munculnya parasit dalam ikan makarel ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini diperkirakan karena adanya faktor musiman di mana parasit tersebut hidup dalam inangnya, yaitu ikan makarel.
Advertisement
"Parasitnya ini kan musiman. Entah apa penyebabnya terjadi ledakan populasi cacing ini. Karena selama ini tidak ada kejadian seperti ini untuk produk yang sudah diolah dan dimasak dalam kemasan ikan kaleng," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (31/3/2019).
Nilanto menjelaskan, munculnya parasit cacing dalam ikan makarel ini biasanya muncul pada satu periode saja. Hal ini diduga lantaran adanya perubahan cuaca atau karena musim.
"Jadi munculnya ledakan parasit tadi pasti ada pemicunya dan terjadi hanya pada satu periode tertentu. Apakah ini karena perubahan cuaca, atau karena musim, ini sedang di pelajari. Karena dari BPOM menyatakan ada perubahan musim. Di luar itu, tidak ditemukan adanya parasit. Sehingga dilokalisir," jelas dia.
Menurut dia, banyaknya produk ikan makarel yang ditemukan mengandung parasit cacing ini karena di ekosistemnya, ikan tersebut hidup secara berkelompok. Sehingga, jika satu terkena parasit, maka ikan makarel lain juga terkena.
"Bahan baku yang diperoleh, pada periode waktu tertentu, itu yang dilokalisir dulu, di blok karena itu tidak hanya terkena pada satu ikan, tetapi dalam jumlah besar. Dan jenis ikan makarel itu berkelompok, sehingga sekali ditangkap, ribuan ikan ditangkap sekaligus. Tapi di luar waktu penangkapan tadi, itu tidak terkontaminasi parasit," kata dia.
Nilanto mengindikasikan jika 16 produk ikan makarel kaleng impor berasal dari China. Namun KKP bersama BPOM masih terus menelusuri kasus ini.
"Ini bukan karena proses pengemasan. Kan parasit ini inangnya di tubuh ikan, ini adanya di ikan makarel yang kita temukan sekarang. Dari informasi yang kita terima, sementara ini ikannya berasal dari China, sedang kita pelajari. Kita monitor terus," tandas dia.
27 Merek Ikan Makarel Kaleng Mengandung Parasit Cacing
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan pengujian kandungan ikan makarel kaleng yang beredar di Indonesia. Dari 66 merek yang diteliti, 27 positif mengandung parasit cacing.
Dari 27 merek ikan makarel kaleng mengandung parasit cacing, 16 merek impor dan sisanya merek dalam negeri. BPOM sudah melarang produsen merek-merek tersebut mengimpor atau memproduksi untuk sementara.
"Kami sudah meminta untuk melakukan penarikan produk yang berdasarkan pengujian mengandung cacing," kata Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito, di Jakarta, Rabu (28/3).
Penny menjelaskan bahwa BPOM sudah menelusuri asal-usul dan bahan baku ikan makarel yang diduga mengandung parasit cacing. Umumnya ikan tersebut diimpor karena tidak ada di perairan Indonesia.
"Yang mengandung cacing, diimpor dari kawasan perairan Tiongkok dan sekitarnya," kata Penny.
Penny mengatakan, secara alami ikan makarel mengandung parasit cacing. Terkait hal itu, BPOM bakal berkoordinasi dengan pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan. Terutama, karena ikan makarel menjadi inang cacing di waktu tertentu.
"Karena kandungan cacing sudah mati, yang pasti ada efek berbahaya. Tapi, ada efek lain yang dikaitkan dengan alergi pada konsumen," ungkap Penny.
Penny menyatakan tidak menutup kemungkinan kasus ini hanya berlangsung sementara.
Advertisement